ORANG-ORANG shalih terdahulu tidak pernah jemu untuk membaca Al-Quran. Bahkan mereka menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk membaca dan mengamalkan isi Al-Quran. Dulu, ada orang shalih membiasakan diri membaca Al-Quran sebanyak sepeuluh juz setiap hari. Pada suatu hari dia sedang membaca surat Yasin. Sehingga, ketika dia sampai pada ayat:
“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata,” (QS. Yasin: 24).
Maka, ruhnya melayang ke langit. Sahabat-sahabatnya yang ada di sekitarnya pun heran dan berkata, “Laki-laki ini adalah orang shalih, bagaimana mungkin hidupnya diakhiri dengan ayat ini:
“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata,” (QS. Yasin: 24).
BACA JUGA: Kisah Bunda Wirianingsih, Didik 11 Anaknya Menjadi Hafidz Quran
Setelah dia dimakamkan, seseorang yang shalih lainnya memimpikannya di dalam tidur. Dia berkata kepadanya, “Wahai Fulan! Hidupmu diakhiri dengan ayat:
“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata,” (QS. Yasin: 24).
Bagaimana kondisimu sekarang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Lantas dia menjawab, “Ketika kalian telah menguburkanku dan meninggalkanku, datanglah dua malaikat. Keduanya bertanya kepadaku dengan mengatakan, ‘Siapa Rabbmu?’ Lantas saya menyempurnakan bacaan surat tersebut. Saya pun menjawab:
“Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.” (QS. Yasin: 25)
Dikatakan:
“Masuklah ke surga.”
BACA JUGA: Ini Bukti Ilmiah Kebenaran Alquran tentang Ashabul Kahfi
Dia berkata:
“Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” (QS. Yasin: 26-27).[]
Sumber: Kisahmuslim.com