BERBICARA tentang orang kedua, bagi setiap wanita adalah suatu hal yang sifatnya sangat sensitif. Bukan mengharamkan poligami, hanya saja banyak istri tak siap jika harus membagi cintanya dengan wanita lain.
Ketahuilah, setiap istri memiliki ujian dan amanah yang tak kalah hebatnya dari seorang suami. Ia mengandung selama 9 bulan, melahirkan dengan susah payah, dan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Suatu fase yang amat berat dan membutuhkan perjuangan yang hebat, mempertaruhkan hidup dan matinya untuk menyelesaikan fitrah perempuan dalam dirinya.
BACA JUGA: Kerap Dilakukan Istri, 5 Hal Ini Bisa Merusak Pernikahan
Menyakiti istri baik fisiknya maupun batinnya, merupakan kekerasan yang seharusnya dihindari, juga sesuatu yang mendatangkan dosa bagi para suami. Sebaliknya, membahagiakan istri adalah bagian dari kewajiban seorang suami.
Sesungguhnya wahai para suami, membahagiakan istri bukanlah perkara yang sulit. Banyak cara sederhana yang mudah untuk dilakukan. Salah satunya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan rajin mengabari dirinya, memberikan kata-kata apresiasi kepadanya, atau memberikan semangat ketika rasa lelah mulai menderanya. Jangan tiba-tiba hilang, sulit dihubungi, apalagi sampai enggan berbicara dengannya. Wahai suami, dia bukan orang lain, dia adalah istri Anda sendiri.
Pandanglah baik-baik wajah istri Anda, ingatlah perjalanan cinta yang telah Anda lalui bersamanya, kesetiaannya yang mendampingi Anda sejak Anda tak memiliki apa-apa, hingga kini Allah turunkan limpahan rezeki kepada Anda. Pahamilah itupun karena doa dari istri sholihah yang senantiasa menyertai hari-hari Anda dalam setiap suka dan duka.
Barangkali istri Anda memang tidak selalu memiliki apa yang Anda inginkan darinya, namun ia memiliki semua yang Anda butuhkan, temukanlah kebahagiaan itu dalam diri istri Anda dengan penuh rasa syukur Anda sebagai pasangan hidupnya.
Tentu tugas sebagai seorang pemimpin bagi rumah tangga tidaklah mudah. Ada tanggung jawab besar yang harus ia pikul dalam kesehariannya. Seperti memastikan istri dan anak-anaknya hidup secara aman serta nyaman, mendidik keluarganya agar tercipta sebuah peradaban yang akan membawa kebaikan, dan memberikan solusi juga keputusan atas setiap hadirnya permasalahan.
Pemimpin rumah tangga ideal bukan tentang seorang suami yang menguasai dan melakukan segala hal dengan sempurna, atau bebas berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, seakan lupa bahwa rumah tangga adalah tempat bekerjasama antara sepasang suami dan istri, bukan bekerja secara sendiri-sendiri.
BACA JUGA: Pengorbanan Istri yang Sering Tidak Disadari Suami
Pemimpin dalam rumah tangga yang hebat adalah ia yang sanggup bersabar dalam egonya, mau mendengar pendapat pasangannya, menerima setiap saran dengan hati terbuka, mengayomi dan memuliakan istrinya dengan cara yang menenangkan.
Jiwa kepemimpinan yang baik akan menghadirkan daya juang yang kuat untuk terus memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ia sadar akan tugas beratnya sebagai seorang qowwam dalam rumah tangga, maka ia pun tak pernah lelah dalam meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang hamba Allah yang pantas dicinta. Mari terus menguatkan komitmen pernikahan, agar rumah tangga yang dibangun senantiasa kokoh dalam balutan cinta yang tak akan usai. []
SUMBER: NIKAHBUTUHILMU