LAMPUNG–Puluhan kucing liar di Lampung ditemukan terbunuh dengan kondisi mengenaskan. Bahkan beberapa kucing mati dengan kondisi tanpa kepala.
Menurut keterangan Deny Indra Wijaya selaku Koordinator Lapangan Cat Rescue Lampung, bahwa informasi itu berawal dari postingan seseorang di Facebook.
“Ketika itu ada salah satu cat lover yang men-screenshoot postingan itu dan di-share ke grup pecinta kucing,” ujarnya saat dihubungi Lampung Geh, Ahad (1/12/2019).
BACA JUGA: Kalau Punya Kucing, Ini Manfaatnya Dunia Akhirat
Atas informasi tersebut, pihaknya berusaha menggali informasi dengan mendatangi lokasi kejadian yang berada di daerah Lempasing, Kota Bandar Lampung.
“Kita upayakan malam itu untuk terjun ke lokasi gali informasi lebih dalam terkait kasus itu. Ternyata informasi itu benar, ada 20-25 ekor kucing yang dibunuh oleh pelaku,” ungkap Deny.
Berdasarkan hasil penelusurannya, kucing- kucing tersebut dibunuh dengan cara diikat pada bagian lehernya dengan seutas tali hingga mati.
“Ada juga yang dibanting, kemarin ditemukan ada mayat kucing yang gak ada kepalanya. Menurut kesaksian beberapa warga, si pelaku beraksi di pukul 01.00 WIB dini hari. Tapi sekarang sudah dikuburkan,” jelasnya.
“Dari situ saya sebagai Koordinator Lapangan Cat Rescue Lampung berupaya untuk menindaklanjuti kasus ini, karena sangat sudah kelewatan dan masuk ke Pasal 302 KUHP yaitu Kekerasan Terhadap Hewan,” paparnya
Diketahui, perbuatan keji ini dilakukan oleh Lani warga Lempasing yang berdasarkan informasi warga diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Saat ini dirinya telah berkoordinasi dengan aparat desa seperti RT dan Kepala Lingkungan setempat. Ia mengupayakan untuk mediasi dan musyawarah agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pecinta kucing dengan warga.
BACA JUGA: Kisah Nenek di Inggris Nyaris Meninggal Akibat Cakaran Kucing
“Jadi saya lakukan mediasi kasus ini, apabila dites di Rumah Sakit Jiwa benar mengalami gangguan jiwa, saya mohon izin dengan pihak keluarga untuk membawa pelaku ke RSJ,” katanya.
Dari hasil mediasi tersebut, pihak keluarga pelaku menyetujui, akan tetapi keluarga mengaku tidak mempunyai biaya untuk mengobati pelaku di Rumah Sakit Jiwa. []
SUMBER: KUMPARAN