RASULULLAH SAW hijrah ke Madinah ditemani oleh sahabat sekaligus mertuanya, Abu Bakar. Rasulullah pergi hijrah lebih dulu, lalu disusul oleh para sahabatnya yang lain, termasuk Ali bin Abi Thalib.
Selama singgah di Quba’, ‘Ali memperhatikan seorang muslimah yang tidak bersuami. Dia juga melihat seorang laki-laki yang selalu mendatanginya saat malam sudah gelap. Laki-laki tersebut mengetuk pintu rumah perempuan itu, dan perempuan itu pun keluar menemuinya. Laki-laki tersebut kemudian memberikan sesuatu yang dia bawa kepada perempuan itu.
BACA JUGA: Bersinarnya Bulan di Malam Hari
Suatu malam, Ali bin Abi Thalib merasa heran dengan kedua orang itu. Setelah laki-laki itu pergi, Ali bin Abi Thalib bertanya kepada perempuan itu, “Wahai hamba Allah, siapakah yang sering mengetuk pintu rumahmu pada malam hari, lalu engkau keluar menemuinya? Dia memberikan sesuatu kepadamu, aku tidak tahu apakah itu? Bukankah engkau adalah muslimah yang tidak bersuami?”
BACA JUGA: Islam Melarang Mandi Malam?
Perempuan itu menjawab, “Dia adalah Suhail ibn Hanif ibn Wahab. Dia tahu bahwa aku tidak memiliki siapa-siapa. Jika petang tiba, dia akan merusak patung yang disembah kaumnya, kemudian membawa dan menyerahkannya kepadaku. Lalu dia berkata, ‘Jadikan ini sebagai kayu bakar.”
Sumber: 150 Kisah Utsman ibn Affan/ Penulis: Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi/ Penerbit: Mizania/ 2016