KITA harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri, karena kehidupan dunia ini seperti suara yang menggaung di pegunungan. Bila kita berteriak di pegunungan, maka suara kita akan beergaung dan kembali kepada kita. Demikianlah kehidupan dunia ini. Apa yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri. Apa yang kita perbuat, akan mendatangkan akibat kepad diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan kita, akan menimbulkan akibat, baik itu berupa akibat kebaikan maupun keburukan.
Allah telah berfirman dalam Al-Quran, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Langkah terbaik yang harus kita lkukan setelah suatu kejadian menimpa diri kita, adalah ridha yang disusul dengan tafakur atas apa yang menimpa kita itu. Langkah terbaik selanjutnya yang mesti kita tempuh adalah mengevaluasi diri kita.
Sebagai contoh, jika kita sedang berada di tengah-tengah lapangan golf, kemudian sebuah bola tiba-tiba jatuh di atas jempol kaki kita. Biasanya, yang akan dilakuakan seseorang bila mengalami peristiwa ini adalah marah dan menyalahkan orang yang telah memukul bola tersebut. Padahal sebenarnya kita bisa melakukan hal lain yang jauh lebih efektif daripada marah-marah dan menyalahkan si pemukul bola.
Sikap tersebut adalah misalnya dengan berdiam diri sejenak dan mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Ya Allah, bukankah lapangan ini sangat luas, sementara jempol kaki ini sangat kecil, mengapa dipilih jempol saya ini yang tertimpa bola, ya Allah… bukankah di sebelah kiri dan kanan saya lapangan masih luas, atau mengapa tidak menimpa batu saja… mengapa Engkau memilih jempol kaki hamba, saya ya Allah…”
Lalu renungkanlah hikmah di balik peristiwa tersebut. Evaluasilah diri kita. Boleh jadi itu adalah teguran dari Allah karena kaki kita lebih banyak berjalan mencari dunia daripada dilangkahkan menuju masjid untuk shalat berjamaah. Atau, bila memang kita banyak melangkahkan kaki kita ke masjid, boleh jadi hati kita tidak. Sehingga Allah Sst mengingatkan kita sebagai salahsatu bentuk kasih sayang dan perhatian-Nya kepada kita. []
Sumber: 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup/Abdullah Gymnastiar/Emqies