JAKARTA–Direktur Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan Perum Bulog resmi melelang 20.000 ton berasnya hingga pekan depan. Hal ini diakibatkan beras yang turun mutu bahkan terancam busuk karena sudah disimpan lebih dari empat bulan.
Harapannya, dengan membuka lelang selama satu minggu ini semakin banyak pihak yang menawar dengan persaingan harga yang baik.
BACA JUGA: 4 Manfaat Luar Biasa dari Air Beras, Anda Harus Coba!
“Minggu depan baru tutup lelang. Karena kita ingin sebanyak mungkin yang ikut lelang, karena itu beras negara kan, jangan sampai itu merugikan,” kata Buwas usai menghadiri rapat koordinasi pembahasan tentang pangan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Buwas mengatakan, hingga saat ini baru dua perusahaan yang mengajukan lelang. Jika hingga penutupan lelang penawarnya tak bertambah, maka ia akan tetap memutuskan pemenang lelang di antara dua perusahaan tersebut.
“Baru dua yang masuk daftarnya, kita tunggu sebanyak mungkin dong. Ya tetap harus kita lelangkan, dua itu dia mau beli, mengajukan semuanya untuk 20.000 ton itu,” imbuh dia.
Berdasar situs resmi Bulog, sekitar 20.000 ton (20.392.771,55 kilogram/kg) beras yang terancam busuk tersebut dilelang dengan harga dasar Rp 23,75 miliar.
Menurut perhitungan detikcom, dari 20.000 ton beras tersebut dilelang dengan harga Rp 1.165/kg. Padahal, Buwas mengatakan bahwa pihaknya membayar Rp 8.100/kg ketika menyerap beras tersebut.
BACA JUGA: Muslimah, Tepung Beras Rahasia Kecantikan Sejak Zaman Dahulu
Untuk itu, pihaknya telah menyampaikan surat permintaan penggantian selisih hasil lelang kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Per kg itu kita sewaktu serap Rp 8.100. Persoalannya hanya satu, biaya selisih pengganti ada di siapa? Nah sekarang sudah dijawab Menkeu. Menkeu akan mengalokasikan sesuai hasil lelang laku berapa, selisih berapa, itu akan diganti oleh negara,” tutup Buwas. []
SUMBER: DETIK