INGGRIS–Seorang remaja 17 tahun asal Ashford, Kent, Inggris, mengalami kejang di sekolahnya. Lalu orangtuanya yang khawatir segera melarikan putrinya tersebut ke rumah sakit. Sedihnya, setelah beberapa waktu mengalami kejang di sekolah, Rafaela sempat tak mengenal kedua orangtuanya saat sadar.
Beberapa jam kemudian, ingatan Rafaela pun kembali. Namun, ingatan gadis ini kembali hilang dan baru mengenali kedua orangtuanya ketika bangun tidur esok harinya. Ia pun kembali dibawa ke rumah sakit.
BACA JUGA: Stres Karena Pekerjaan dan Gaji Rendah, Pria Ini Lompat dari Apartemen
“Itu bagaikan mimpi buruk bagi setiap orangtua. Karena dia tidak bisa mengingat saya dan ayahnya sendiri. Ada ketakutan kalau dia kehilangan ingatan rasanya seperti kami kehilangan dia,” kata Florbela, ibu Rafaela seperi dikutip dari Mirror.
Florbela mengatakan, tingkah laku anaknya, belakangan memang sedikit aneh. Salah satunya berjalan sambil tidur. Selain itu itu, kedua orangtuanya juga sering melihat Rafaela melamun dan kejang. Tetapi, Rafaela mengalami kejang paling parah di sekolahnya tersebut.
Karena ingatan Rafaela terkadang hilang dan kembali lagi, dokter lantas menduga ada sesuatu yang lebih serius. Akhirnya, dokter terus melakukan pemeriksaan terhadap penyebab hilangnya ingatan Rafaela.
Tim medis sempat mengira kondisi yang dialami oleh Rafaela Domingos karena stres akibat pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.
Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, dokter akhirnya mendiagnosis Rafaela menderita ensefalitis atau pembengakakan otak berat.
Tetapi, dokter belum mengetahui penyebab Rafaela menderita pembengkakan otak. Karena penyakitnya itu Rafaela membutuhkan perawatan katatonik yang merupakan perubahan plasma keseluruhan.
BACA JUGA: Stres Setelah Melahirkan, Istri di Sukabumi Bacok Suami
“Awalnya dia menjalani pengobatan anti-inflamasi dan mendapat tusukan lumbar. Tetapi, pengobatan itu tidak berhasil dan penyebab penyakitnya sendiri belum diketahui,” ujar sang ibu.
Setelah menjalani pengobatan dan radioterapi, Rafaela mulai bisa menggerakkan lengannya. Bahkan dia bisa kembali tersenyum meski ingatannya belum kembali.
Sejak pertama kali didiagnosis, Rafaela sudah menjalani perawatan di rumah sakit selama 2 bulan dan harus minum obat 26 tablet sehari. Rafaela pun perlahan kembali hidup dan ia sangat bersyukur penyakitnya didiagnosis sejak masih awal. []
SUMBER: SUARA