Oleh: Muhammad Reynaldi
Mahasiswa STEI SEBI
enangrenaldi568@gmail.com
BANYAK orang tua yang ingin memiliki dan mengharapkan anak yang baik, patuh, pintar dan religius, oleh karena itu mendidik anak ialah keharusan bagi orang tua untuk di lakukan sejak dini agar memberikan kebanggaan bagi diri si anak maupun untuk orang tua. Lalu bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar?
Dalam artikel ini penulis akan mencoba memaparkan cara mendidik anak dengan benar yang bertujuan sebagai sebuah pembelajaran untuk para orangtua maupun anak” muda yang kelak akan menjadi orang tua bagi anak-anaknya.
Pada dasarnya dalam teori-teori yang ada memang mudah untuk mendidik anak namun realitanya tidak semua orang tua bisa melakukan nya, hal ini banyak terjadi sehingga tumbuh kembang si anak mengalami hambatan dan si anak memiliki kepribadian yang kurang baik. Namun alangkah baiknya mendidik anak memang perlu diperhatikan teori-teori tentang cara terbaik mendidik anak.
BACA JUGA: 4 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak
Nah maka dari itu tulisan ini akan memaparkan beberapa cara mendidik anak yang memiliki referensi dari buku “Karunia tak ternilai” karya H. Hasan Basri tanjung, MA. Di dalam bukunya terdapat sebuah salah satu teori tentang mendidik anak. Beliau pun referensi teorinya tersebut dari sebuah buku yang berjudul “sukses tanpa batas” karya Dr. Thariq M. As-Suwaidan.
Dr. Thariq M. As-Suwaidan dalam bukunya menawarkan 10 sentuhan untuk membangkitkan potensi diri anak dengan rumus HUMANTOUCH. Menariknya, 10 sentuhan atau cara tersebut diurai satu demi satu dari huruf yang tersusun dalam kata HUMANTOUCH itu sendiri. Yaitu:
Hear him, dengarkan pendapatnya.
Understand His Feelings, pahami perasaannya.
Motivate His Desire, dorong semangatnya.
Appreciate His Effort, hargai usahanya.
News Him, beritakan dan ceritakan tentangnya.
Train Him, latihlah dia.
Open His eyes, buka pandangan dan wawasannya.
Understand His Uniqueness, pahami keunikannya.
Contact Him, Jalin komunikasi dengannya.
Honour Him, Hormati dia.
HUMANTOUCH yang di sebutkan di atas dapat di paparkan sebagai berikut:
Hear him (dengarkanlah pendapatnya)
Inilah sentuhan pertama yang harus kita lakukan. Kenapa kita harus mendengarkan mereka? Karena pendapat mereka patut kita dengar, pada dasarnya, anak kita bukan pribadi bodoh. Sungguh mereka adalah hamba yang dilahirkan fitrah (bersih dan suci) dan Hanif (cenderung kepada kebenaran dan kebaikan).
Jadilah pendengar yang baik bagi mereka. Guru dan orang tua tidak selalu benar dan tahu segala hal. Bila kita mau mendengar, maka mereka akan berani dan percaya diri. Nantinya, mereka akan mau mendengar orang lain.
Understand his feelings (pahamilah perasaannya)
Setelah kita mendengarkan pendapat, keluhan dan masalah yang dihadapinya, kemudian pahamilah perasaannya. Dengan memahami perasaan mereka, kita akan melangsungkan masuk ke ruang hati mereka. Sebuah tahapan di mana kita menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.
Mereka akan menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka dan akan mendapatkan simpati dan empati kita. Mereka akan merasa nyaman dan merindukan kita. Kelak, mereka akan menjadi pribadi yang berupaya memahami orang lain.
Motivate his desire (doronglah semangatnya)
Setalah memahami perasaannya, barulah kita bisa memotivasi semangat hidupnya, terutama ketika menghadapi problem hidup. Memberikan motivasi hanya bisa kita lakukan ketika kita dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam hidupnya.
Tugas mulia kita adalah menjadi motivator. Membangkitkan semangat yang lemah, menguatkan keinginan yang pudar, membangun kepercayaan diri yang runtuh. Beruntunglah orang yang kehadirannya dinantikan, kepergiannya dirindukan dan perkataannya diharapkan.
Appreciate his effort (hargailah usahanya)
Menghargai adalah pekerjaan berat dan mulia. Tidak setiap orang mampu menghargai kelebihan dan prestasi orang lain. Kecenderungan manusia adalah ingin dihargai dan dipuji. Sungguh berat untuk memuji orang lain, apalagi secara struktural dan fungsional berada dibawah atau setara. Kita harus adil memberikan apresiasi terhadap hasil kerja mereka, iya sekecil apapun! Kita harus belajar menghargai, agar kelak mereka bisa menghargai orang lain.
News him (beritakan dan ceritakanlah tentangnya)
Anak akan bangga ketika prestasinya diinformasikan kepada khalayak. Menjadi kehormatan tersendiri, apabila kebaikan dan prestasi yang diraih olehnya itu diumumkan. Nilainya berbeda, melebihi iklan di media massa. Kita harus belajar memberitahukan hasil karya mereka kepada masyarakat dengan membanggakan. Jangan memberitakan kelemahannya dengan mengabaikan keberhasilannya. Beritakanlah kebaikan mereka, niscaya mereka juga akan belajar memberitakan kebaikan kita.
Train him (latihlah dia)
Setelah memberitakan keberhasilannya, sebagai orang tua tidak boleh lalai untuk terus melatih dan mengasah kemampuan mereka. Mungkin saja, prestasi yang diraih menyebabkan lupa diri dan terlena untuk terus memacu diri. Sebagai orang tua haruslah selalu tampil sebagai pendamping yang terus mengingatkan mereka untuk terus meningkatkan kemampuan diri.
Open his eyes (buka pandangan dan wawasannya)
Tugas besar selanjutnya dari seorang orangtua adalah membuka wawasannya tentang lingkungan sekitarnya. Kita tidak boleh menjadikan mereka laksana “katak dalam tempurung,” yang merasa hebat di rumah sendiri. Dengan prestasi yang mereka peroleh, latihlah berkesinambungan, lalu bawa mereka berjalan menelusuri belahan dunia lain yang lebih maju. Anak-anak sangat senang melihat sesuatu yang baru dan menantang.
BACA JUGA: Mendidik Anak Menuju Surga, Bagaimana?
Understand his uniqueness (pahamilah keunikannya)
Sentuhan ini membutuhkan kelapangan dan kesabaran hati. Allah SWT telah menciptakan setiap insan sebagai pribadi istimewa. Setiap orang memiliki keunikan masing-masing yang menjadi kekuatan dan kelebihan dirinya. Setiap anak hadir dengan potensi diri yang luar biasa dan berbeda dengan yang lain. Perlakuan yang sama pada setiap pribadi yang berbeda adalah menafikan keunikan. Maka, kenali dan pahamilah keunikannya, niscaya mereka akan tumbuh pesat menjadi pribadi istimewa.
Contact him (jalinlah komunikasi dengannya)
Sentuhan ini menghendaki kita untuk selalu membangun silaturahmi intensif dan spesial dengan mereka. Jalinan komunikasi yang mesra antara orang tua dengan anaknya akan melahirkan pribadi yang hangat. Pada dasarnya seorang anak membutuhkan perhatian khusus. Jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama hanya untuk mendengarkan suara kita yang lembut dan hangat. Sapaan kita sungguh berharga bagi mereka.
Honour him (hormatilah dia)
Puncak dari mendidik dengan sentuhan hati adalah penghormatan. Menghormati hanya dapat di lakukan oleh orang-orang terhormat. Menghormati anak akan menjadikan mereka pribadi terhormat dan menghormati orang lain. Tujuan akhir dari pendidikan adalah mencetak generasi saleh dan berakhlak baik.
Masih bayak yang dapat kita lakukan untuk mendidik anak demi pengembangan yang membangkitkan potensi dari diri anak. Namun yang tak kalah penting ialah orangtua juga perlu selalu meluangkan waktu melakukan kegiatan bersama anak nya dan mencurahkan kasih sayang pada anaknya. Karena biasanya hal terpenting yang bisa membuat anak bahagia adalah saat dia bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari orangtuanya. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.