HIDAYAH tentunya hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak seorang pun dapat memastikan kapan orang dapat tersentuh hatinya untuk menerima cahaya Islam. Ada yang ketika muda sudah mampu menerima, ada pula yang ketika sudah tua renta. Namun, selagi nyawa belum sampai di kerongkongan, Allah selalu menerima siapa pun yang memang mau untuk menerima hidayah dari kebenaran.
Ibnu Ishaq menceritakan: Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair meriwayatkan kepadaku dari ayahnya dari neneknya, Asma’ binti Abu Bakar, ia berkata:
Pada saat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berhenti di Dzu Thuwa, Abu Quhafah berkata kepada putri bungsunya, “Wahai anakku, bawalah aku naik ke Gunung Abu Qubis.” -Abu Quhafah sudah buta-.
BACA JUGA: 8 Manfaat Luar Bisa Madu Menurut Islam
‘Asma membawanya naik ke Gunung Abu Qubis. Ia bertanya, “Wahai putriku, apa yang engkau saksikan sekarang?”
Putrinya menjawab, “Aku menyaksikan kumpulan warna hitam.”
Abu Quhafah berkata, “Itu adalah kuda.”
Putri bungsunya berkata, “Aku juga melihat orang-orang hilir-mudik berjalan di hadapannya.”
Abu Quhafah berkata, “Putriku, dialah sebagai pemimpinnya. Ia sedang mengatur pasukan berkuda yang berada di depannya.”
Putrinya berkata, “Demi Allah, warna hitam itu kini menyebar.”
Abu Quhafah berkata, “Demi Allah, pasukan berkuda itu telah berjalan. Maka bawalah aku sekarang juga kembali ke rumah.”
Kemudian putri bungsu Abu Qufahah membawa ayahnya turun dan bertemu dengan pasukan berkuda tersebut sebelum mereka sampai di rumah. Putri bungsu Abu Quhafah memakai kalung yang terbuat dari perak dan berpapasan dengan salah seorang dari pasukan berkuda, lalu dia menjabret kalung tersebut dari lehernya.
Saat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam memasuki Makkah dan Masjidil Haram, Abu Bakar datang sambil menuntun ayahnya ke hadapan beliau.
Saat Rasulullah melihat ayah Abu Bakar, beliau bersabda, “Wahai Abu Bakar, mengapa engkau tidak membiarkan ayahmu berdiam diri di rumah saja dan aku yang akan datang menemuinya?”
Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, ayahku lebih pantas berjalan menemuimu daripada engkau datang menemuinya.”
Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam mempersilahkan Abu Quhafah duduk di hadapannya, beliau mengusap dadanya seraya bersabda, “Masuk Islam lah.” Dan Abu Quhafah pun masuk Islam.
BACA JUGA: Terhalang Masuk Islam karena Meyakini Allah Memiliki Anak
Tak lama kemudian, Abu Bakar membawa ayahnya yang kepalanya penuh dengan uban kembali menghadap Rasulullah. Beliau bersabda, “Gantilah warna rambutnya.”
Abu Bakar berdiri lalu memegang tangan saudari perempuannya seraya bertanya, “Aku bersumpah dengan nama Allah dan Islam, siapakah yang telah mengambil kalung saudari perempuanku ini?”
Namun tak ada seorang pun yang menjawab pertanyaannya, kemudian ia berkata, “Wahai saudariku, ikhlaskanlah kalungmu, berharapkanlah pahala di sisi Allah. Demi Allah, sungguh pada hari ini kejujuran di tengah manusia amat sedikit.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media