AKU keluhkan ini kepada-Mu, ya Allah. Aku keluhkan kebodohan-kebodohanku sendiri. Engkau telah berjanji dengan janji-janji yang pasti, tetapi aku justru lebih sering mempercayai janji-janji manusia yang mereka sendiri tak percaya dengan janjinya. Bahkan mereka tak percaya pernah mengucapkannya karena janji itu memang keluar begitu saja. Tanpa dipikir, tanpa dihayati, tanpa disadari tanggung jawabnya kepada-Mu. Tetapi ya Allah, alangkah sering lupa hati ini.
Ya Allah, alangkah sering hati ini lupa. Hati ini mudah goyah oleh janji-janji yang diucapkan tanpa mengingat tanggung jawabnya kepada-Mu. Hati ini sering lupa bahwa hidup ini harus diperjuangkan, hanya karena mabuk oleh impian tentang hidup yang berubah tanpa usaha.
Astagfirullah aladzim…alangkah tamak hati ini. Dan alangkah heran jiwa ini kepada mereka yang mempergunakan nama-Mu untuk membuat amanah dunia yang sesaat.
BACA JUGA:
Cukuplah Hanya Allah Penolong Kita
Ustadz Yusuf Mansur: Kita Punya Allah
Ya Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang mendzalimi diri sendiri. Kukeluhkan kepada-Mu, ya Allah, jiwaku yang mudah tergesa-gesa oleh gemerlapnya dunia.
Kukeluhkan kepada-Mu, ya Allah, hatiku yang mudah terpedaya oleh apa-apa yang tampak menjadi kekuatan yang nyata. Kami sering ajak manusia kepada-Mu, tetapi pada saat yang sama kami sering lupa bahwa Engkau yang memberi kekuatan. []
Sumber: Judul: Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan/Karya: Mohammad Fauzil Adhim/Penerbit: Pro-U Media