SALAH satu pencarian terbesar dalam hidup manusia adalah pencarian kedamaian dan ketentraman batin. Banyak psikolog berpendapat bahwa dorongan manusia terbesar adalah pencarian perdamaian. Apapun yang dilakukan manusia, mereka melakukannya untuk mencari kedamaian dan ketenangan.
Demikian pula adanya salah satu nama eurga dalam Alquran, yakni Darussalam (Rumah Damai). Serta salah satu nama Allah adalah A -Salam, Yang Sempurna, sumber dari segala kedamaian. Kata Islam sendiri terkait dengan kata “salam” yang berarti perdamaian.
Imam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ada surga di bumi ini, yang harus dimasuki seseorang, untuk memasuki surga akhirat. Surga ini, katanya, adalah ketenangan dan ketentraman hati.
BACA JUGA: Tenangkan Hati dengan Istigfar
Ketentraman hati adalah sifat yang sangat sulit untuk dimiliki. Dunia di sekitar kita, dan hal-hal yang terjadi pada kita biasanya membuat kita menjadi individu yang sangat bermasalah.
Namun, seperti apa pun dalam Islam, jalan menuju ketenangan bukanlah kondisi keberadaan. Itu adalah jalan yang harus dilalui dan perbuatan yang perlu dilakukan agar kita mencapai stasiun di mana kita berdamai dengan diri kita sendiri.
Sebagian dari keinginan untuk mencapai ketenangan telah tertanam dalam diri kita. Allah menempatkan di dalam diri kita suatu kekosongan yang hanya bisa diisi oleh Allah. Imam Ibn Qayyim menulis paragraf yang mendalam tentang ini.
“Di dalam hati, ada perasaan ketidakbenaran yang hanya bisa dikumpulkan dengan berbalik kepada Allah. Di dalam hati ada rasa kesepian yang hanya bisa dihilangkan dengan mendekat kepada Allah. Dan di hati ada ketakutan dan kecemasan, yang hanya pergi dengan melarikan diri kepada Allah. Dan di dalam hati ada rasa penyesalan, yang hanya bisa dihilangkan dengan kepasrahan kepada Allah.”
Ketenangan dan kedamaian batin hanya bisa tiba ketika kita mencapai posisi di mana kita mengetahui realitas hidup kita, dan Yang Mulia Allah. Ini adalah memahami ayat Surah Ar-Rahman di mana Allah berfirman:
“Segala sesuatu di bumi akan musnah. Tetapi wajah Tuanmu yang penuh dengan Keagungan dan Kehormatan tetap ada.” (QS Ar Rahman [55]: 26-27)
Apapun yang ada di bumi akan binasa. Apa pun yang membuat kita khawatir, akan binasa, apa pun yang membuat kita sedih, akan pergi. Dan apa pun yang membuat kita mudah tersinggung dan marah adalah sementara.
Segala sesuatu yang dilakukan tanpa mencari keridhaan Allah akan berlalu begitu saja, tetapi apa yang dilakukan untuk mencari keridhoan dan karunia-Nya, akan bertahan dan hidup selamanya. Ini mengubah perspektif kita tentang kehidupan sepenuhnya. Kematian, kehilangan , patah hati, dan detasemen tidak lagi menyakitkan seperti dulu, karena pada akhirnya, harapan turun ke nol.
Ketika seseorang tidak mengharapkan apa pun, semua yang mereka dapatkan adalah sumber kesenangan, dan semua yang tidak mereka dapatkan bukanlah sesuatu yang merepotkan.
Fokus dalam hidup adalah Allah, Penguasa Alam Semesta, bukan berapa banyak like di Facebook, seberapa banyak yang menyukai foto mereka, siapa yang memberi pujian, dan lain-lain.
Hidup tampaknya lebih dari masalah kecil ini. Seseorang belajar untuk memaafkan mereka yang menyakiti mereka, menghargai mereka yang mencintai mereka, dan untuk menaklukkan ego, karena apa gunanya ego bagi orang yang akan menjadi hidangan prasmanan bagi cacing, enam kaki di bawah tanah pada saatnya nanti?
Penulis Jose Addison mengatakan bahwa manusia membutuhkan tiga hal untuk bahagia: sesuatu untuk dilakukan, sesuatu untuk dicintai, dan sesuatu untuk diharapkan. Semua ini dapat ditemukan dalam ayat Alquran.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran: 133)
BACA JUGA: Agar Tidak Ada Dendam yang Berkembang dalam Hati
Sesuatu untuk dilakukan yakni bersegera melakukan pengampunan (taubat).
Sesuatu untuk dicintai, yakni pengampunan dari Tuhan.
Dan sesuatu untuk diharapkan yakni surga selebar langit dan bumi.
Bagaimana kita bisa mencapai kedamaian dan ketenangan batin?
Itu adalah suatu proses, dan suatu proses membutuhkan langkah-langkah. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memperoleh kedamaian dan ketentraman batin tersebut:
Memahami Keagungan Allah
Pahami siapa Allah itu, dan betapa hebatnya Dia. Seseorang yang memahami kebesaran Allah akan menemukan kedamaian mengetahui bahwa segala sesuatu yang lain itu kecil dan tidak ada apa-apanya dibanding Dia.
Memahami Realitas Kehidupan ini
Ketika kita tahu bahwa hidup lebih dari sekadar “bling bling”, kita memahami bahwa setiap saat fokus kita harus berpikir ke depan. Memahami bahwa kehidupan selanjutnya adalah kekal, itu akan membantu kita dalam menjaga fokus kita dan tidak kehilangan akal kita untuk urusan dunia ini.
Mengingat Allah Setiap Saat Membantu Kita Tetap Fokus
Manusia cenderung lupa dari mengingat Allah yang terus-menerus mengingatkan kita akan Allah di segala waktu dan tempat. Salah satu saran dari Nabi Muhammad SAW adalah “Jagalah agar lidahmu tetap basah dengan mengingat Allah.” (HR At-Tirmidzi)
Allah berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” )QS Ar Ra’du: 28)
Bersyukur
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Jika kita bersyukur, Allah akan memberi kita semakin banyak dari segala yang kita miliki dan bahkan lebih. Dia akan terus meningkatkan nikmat-Nya bagi kita, dan itu juga bisa berupa ketenangan batin kita.
Puaslah dengan Keputusan Allah
Salah satu jalan terbaik menuju ketenangan adalah puas dengan Allah. Dalam memahami bahwa apa pun yang terjadi pada kita, rencana Allah adalah yang terbaik. Ketika kita puas dengan ketetapan Allah, kita akan bekerja keras, kita akan melakukan yang terbaik dan puas dengan hasil apa pun yang kita terima.
Ketetapan Allah adalah misteri Ilahi, dan tidak selalu dapat dipahami oleh kita saat ini. Hanya ketika kita melihat ke belakang kita mengerti bagaimana rencana Allah itu sempurna. Rencana Allah bagi kita adalah yang terbaik untuk kita, dan mengetahui itu, hidup kita akan terasa sangat damai. []
SUMBER: ABOUT ISLAM