JAKARTA–Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meluruskan soal hoaks yang beredar di masyarakat terkait virus corona. Hoaks yang beredar tersebut, dikhawatirkan bisa menyesatkan dan memicu reaksi serta menimbulkan kekhawatiran publik.
Berikut ini beberapa hoaks terkait virus corona tersebut:
Menular melalui gawai buatan Cina
Hoaks pertama adalah gawai bermerek Xiaomi buatan Cina yang diduga bisa menyebarkan virus corona. Banyak orang percaya bahwa penggunaannya bisa menyebarkan novel Coronavirus (nCov) alias virus corona yang sedang mewabah.
BACA JUGA: Positif, Hasil Penelitian CDC Tegaskan Wabah Corona Berasal dari Pasar Seafood di Wuhan
Menular lewat pakaian impor dari Cina
Pakaian yang diimpor dari Cina disebut-sebut bisa menyebabkan penyebaran virus corona. Termasuk, barang-barang lain yang diimpor dari Cina. Ini mengingat Cina banyak memproduksi dan menjadi eksportir barang-barang kebutuhan sehari-hari ke berbagai negara. barang Cina yang diekspor ke berbagai negara.
Terkait kedua hoaks tersebut, Menkes Terawan mengatakan bahwa virus corona hanya menyebar lewat kontak fisik dengan pasien.
“Artinya mau pakaian atau barang apapun dari Cina tidak berpengaruh untuk menyebarkan virus corona,” katanya seperti dikutip dari Tempo, Rabu (29/1/2020).
Virus Corona bisa disembuhkan dengan bawang putih
Hoaks lain yang beredar adalah tentang bawang putih yang dianggap bisa menyembuhkan virus corona.
Bawang putih memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, menurut Menkes Terawan, hingga kini belum ada pengobatan yang ditemukan untuk mengatasi virus tersebut.
“Kalau sudah ada, pasti langsung diberitakan oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia) untuk kita sampaikan ke masyarakat. Sekarang belum ada,” katanya.
Konspirasi senjata biologis
Yang menggemparkan, wabah corona rupanya dikaitkan dengan konspirasi senjata biologis. Melalui informasi yang tidak jelas asalnya, virus ini diyakini digunakan Cina untuk menguasai dunia. Sehingga akhirnya, seluruh masyarakat di bumi takluk di bawah naungan Cina.
BACA JUGA: Corona
Menurut Terawan, memang banyak hoaks yang beredar seperti ini. Namun jika dikaji hingga saat ini, belum ada bukti yang membenarkannya.
“Sumbernya tidak jelas, penelitian dan penyelidikan juga belum ada. Jadi belum tentu benar. Masyarakat harus lebih pandai memilah mana yang benar dan salah,” katanya. []
SUMBER: TEMPO