CORONA jenis baru yang diduga berasal dari Wuhan, Cina, telah menjadi wabah yang diwaspadai di berbagai negara di dunia. Hingga kini tercatat lebih dari 4.500 orang yang terinfeksi virus tersebut.
Kota Wuhan telah diisolasi. Semua akses di kota tersebut dibatasi. Menurut Business Insider, kota yang sekarang dijuluki “Zombieland” itu menjalani karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Kamis (23/1/2020) setelah wabah yang mengakibatkan rumah sakit lokal dibanjiri dengan pasien putus asa mencari perawatan.
BACA JUGA: Berhari-hari Tak Tidur Sibuk Urus Pasien Virus Corona, Dokter di Wuhan Stres Menjerit-jerit
Fasilitas rumah sakit segera di bangun dan bantuan tim medis segera diberikan. Dokter-dokter yang menangani pasien Corona pun dilengkapi dengan pakaian khusus dan dituntut siap siaga merawat pasien di tengah wabah yang bahkan turut mengancam keselamatan diri mereka.
Warganet juga saling berbagi informasi di berbagai situs media sosial untuk memperingatkan publik tentang dugaan bagaimana kondisi orang-orang yang saling berjejalan di lorong-lorong kecil dan para dokter yang merawat pasien di lantai rumah sakit di Cina.
Sebuah video weibo yang diposting oleh seseorang yang mengaku sebagai perawat di Rumah Sakit Palang Merah #Wuhan, mengatakan pekerja medis dan pasien terjebak dengan tiga orang yang meninggal di koridor rumah sakit yang penuh sesak. Tidak ada seorang pun di sini untuk merawat mayat.
Unggahan lainnya menyebut, rumah sakit di Wuhan telah kelebihan beban karena ribuan orang yang berpotensi terinfeksi mencari bantuan medis.
Situasi di Wuhan telah meningkat dengan sangat traumatis sehingga staf rumah sakit bahkan menggunakan popok karena mereka terlalu sibuk merawat pasien yang terinfeksi. Worldofbuzz melaporkan, mereka bahkan tak punya waktu untuk mengambil beberapa menit ke toilet!
The Washington Post melaporkan bahwa staf medis pada dasarnya perlu mengenakan popok orang dewasa bukan hanya karena kekurangan waktu di tangan mereka, itu juga agar mereka tidak perlu melepas alat pelindung mereka kalau-kalau akan robek dalam proses, yang akan menempatkan mereka pada risiko terkena virus.
Sejak wabah, ada kekurangan yang sangat rendah dari pakaian hazmat karena rumah sakit segera berusaha untuk melakukan apa yang mereka bisa meskipun mengalami pasokan peralatan pelindung lainnya yang rendah seperti masker bedah dan kacamata pelindung.
“Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki, dan kami tidak mampu membuang apa pun,” kata seorang dokter Rumah Sakit Union Wuhan via Weibo.
BACA JUGA: Wabah Corona, Jumlah Penjualan Masker di Cina Setara 9 Kali Populasi Warga DKI Jakarta
Tetapi banyaknya pasien dan pekerjaan tanpa henti yang terus bertambah menumpuk pada staf medis di kota karena dokter khawatir mereka juga akan tertular penyakit.
Candice Qin, seorang terapis yang berbasis di Beijing, mengatakan seorang dokter yang ia ajak bicara “hancur” dan mengisolasi dirinya di apartemennya setelah mengetahui bahwa ia telah tertular penyakit dari pasiennya. Dia bahkan tidak bisa memberi tahu orang tuanya karena dia merasakan “rasa tidak berdaya dan kesepian”.
“Saya pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental. Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia,” kata Qin. []
SUMBER: WORLD OF BUZZ