IBNU Ishaq menceritakan, Ja’far bin Muhammad berkata kepadaku dari ayahnya yang berkata:
Orang-orang Habasyah berkata kepada Najasyi, “Sesungguhnya engkau telah meninggalkan agama yang kita anut dan mutlak mengikuti agama mereka.”
Najasyi kemudian mengirim seseorang untuk menemui Ja’far dan sahabat-sahabatnya untuk menyiapkan perahu-perahu bagi kaum Muhajirin.
BACA JUGA: Sempat Diusir dari Istana, Akhirnya Najasyi Sukses menjadi Raja Mulia
Najasyi berkata, “Amankalah diri kalian ke dalam perahu-perahu. Jika ternyata nanti aku kalah, pergilah kalian ke mana saja kalian suka. Jika aku menang, kumohon tetaplah kalian di sini.”
Najasyi lalu menulis surat yang di dalam suratnya ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah dengan benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Ia juga bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah hamba Allah, Rasul-Nya, Ruh-Nya, dan Kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam.
Kemudian ia menemui orang-orang Habasyah yang sedang berbaris untuknya. Najasyi berkata, “Wahai orang-orang Habasyah, bukankah aku orang yang paling berkuasa atas kalian?”
Mereka menjawab, “Ya, benar!”
Najasyi berkata, “Menurut kalian aku ini bagaimana?”
Mereka menjawab, “Engkau adalah manusia yang paling baik.”
Najasyi berkata, “Jika demikian, lalu apa yang terjadi pada kalian?”
Mereka menjawab, “Engkau telah keluar dari agama kami dan meyakini bahwa Isa adalah seorang hamba Allah.”
Najasyi bertanya, “Lalu apa pendapat kalian tentang Isa?”
BACA JUGA: Kisah Perebutan Tahta Raja Najasyi di Negeri Habasyah
Mereka menjawab, “Isa adalah anak Allah.”
Najasyi berkata –sambil meletakkan tangan di dadanya yang terdapat surat yang telah ia tulis–, bahwa ia bersaksi Isa adalah anak Maryam dan tidak lebih dari itu seperti yang tertulis dalam surat yang telah ia tulis. Orang-orang Habasyah pun rela, lalu mereka berbalik dari hadapannya.
Hal itu didengar Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam. Ketika Najasyi meninggal dunia, beliau menshalatinya –shalat ghaib– dan memohonkan ampunan kepada Allah untuknya. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media