NABI terkenal dengan sikapnya yang lemah lembut. Bahkan rumah Nabi pun menjadi sumber aneka adab dan sopan santun bagi kaum muslimin. Nabi juga memberitahu jika tidak boleh berlama-lama di sana, cukup sebatas keperluan.
Sampai pada suatu waktu ada sekelompok orang Arab yang datang ke rumah Nabi memanggil dengan suara keras. Lalu Allah menegur lewat wahyu yang diturunkan kepada Nabi, “Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu di luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
BACA JUGA: Senin, Hari ketika Rasulullah SAW Wafat
Hingga sampai pada satu hari ada seorang lelaki yang datang ke rumah nabi dan meminta izin untuk masuk. “Boleh aku masuk?” kata orang itu.
Beliau lalu memanggil pembantunya seraya berkata, “Keluarlah dan ajarkan orang itu tatakrama minta izin. Suruh katakan, ‘Assalamu’alaikum, boleh aku masuk?'”
Para sahabat pun ikut meniru setiap perilaku kesopanan Nabi yang diketahui dari istri-istri beliau.
Nabi juga mengajarkan agar semua istrinya mampu mensyukuri nikmat. Beliau benar-benar menghormati dan menghargai dengan sungguh-sungguh nikmat yang ada, “Sesungguhnya bila nikmat itu terlanjur pergi, maka susah untuk kembali.”
BACA JUGA: Wabah Penyakit Ini Pernah Terjadi di Zaman Rasulullah SAW
Adapun salah satu kemanusiaan Nabi dengan mencandai istri-istri beliau. Kadang mereka pun beradu mulut dan berteriak kecil, namun itu tidak keluar dari batas kesopanan. Hingga satu waktu kebetulan beberapa istri beliau sedang beradu mulut.
Lalu terlihat ‘Umar terlihat di hadapan mereka. Sontak mereka semua berhenti. ‘Umar heran dan berkata, “Kalian takut kepadaku, tapi tidak takut pada Nabi.”
Aisyah menjawab, “Ya, Karena kau lebih keras daripada Nabi.” []
Sumber: Bilik-Bilik Cinta Muhammad/Penulis: Nizar Abazhah/Penerbit: Zaman/Terbit: Februari 2009.