SAAT kita mendengar ungkapan “khasiat surat Yasin”, kira-kira apa yang pertama kali terbayang di benak kita? Mungkin kita akan langsung berfikir, itu bid’ah, tidak ada dalilnya, syubhat, yang berpendapat seperti itu masuk deretan ahli bid’ah atau menyimpang atau ahli syubhat, atau yang senada dengannya.
Jika asumsi ini benar, mari kita coba untuk mengimplementasikannya pada penukilan berikut. Apakah kita akan konsisten atau tidak dengan berbagai konsekwensi dari bayang-bayang pikiran kita sendiri. Kali ini, kita akan coba ‘main’ sejenak ke Tafsir Ibnu Katsir karangan Imam Ahlus Sunah, yaitu Ibnu katsir.
BACA JUGA: Inilah 12 Perlajaran yang Ada dalam Surat Yasin
Setelah membawakan hadits : “Bacakan ia (surat Yasin) kepada orang yang akan meninggal di antara kalian”, Imam Ibnu Katsir (w.774 H) menyatakan:
وَلِهَذَا قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ السُّورَةِ أَنَّهَا لَا تُقْرَأُ عِنْدَ أَمْرٍ عَسِيرٍ إلا يسره الله تعالى، وَكَأَنَّ قِرَاءَتَهَا عِنْدَ الْمَيِّتِ لِتُنْزِلَ الرَّحْمَةَ وَالْبَرَكَةَ، وليسهل عليه خروج الروح، والله تعالى أَعْلَمُ.
“Oleh karena ini, sebagian ulama berkata : Termasuk kekhususan dari surat ini (surat Yasin), sesungguhnya tidaklah ia dibacakan di sisi perkara yang sulit, kecuali Allah Ta’ala akan memudahkannya. Sepertinya, dibacakannya ia (surat Yasin) kepada orang yang akan meninggal, agar rahmat dan barakah turun, sehingga akan mempermudah keluarnya ruh dari orang tersebut. Wallahu a’lam.”[ Tafsir Ibnu Katsir :6/449, Darul Kutub Ilmiyyah]
Imam Ibnu Katsir menukil dan sekaligus mentaqrir (menyetujui) akan pernyataan sebagian ulama tentang salah satu khasiat surat Yasin, yaitu jika dibacakan kepada sesuatu yang sulit akan menjadi mudah dengan ijin Alloh. Dan salah satu contoh penerapannya dengan cara dibacakan kepada orang yang akan meninggal agar dimudahkan keluarnya ruh dari jasadnya. Padahal, pernyataan di atas tidak disertakan dalil padanya.
BACA JUGA: Perjalanan Hidup Yasin, di Usia 9 Tahun Hafal Quran
Gimana ini? Beranikah kita menerapkan berbagai praduga buruk di atas untuk beliau? Kita nunggu jawaban sambil nyruput kopi 😀
Terlepas berani atau tidak, konsisten atau tidak, saya bisa bernafas lega karena beliau sudah meninggal. Coba kalau saat ini masih hidup dan tinggal di Indonesia, mungkin nasib beliau akan mengenaskan di tangan para ‘pendekar’ facebook yang sok jagoan petentang-petenteng layaknya imam ahli ijtihad dan pakar jarh dan ta’dil. []
Facebook: Abdullah Al-Jirani