CINTA, satu kata berjuta makna. Kadang tak terdefinisikan, tapi mengandung sejuta arti.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali Imran ayat: 31)
Diriwayatkan dalam banyak kitab hadis, ketika seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW, Beliau SAW menjawab, “Al-mar’u ma’a man ahabba” (seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya).
BACA JUGA: Mencintai Itu Indah
Maksud dari hadis ini adalah ketika seseorang mencintai orang saleh meskipun amalannya tidak seperti orang saleh itu maka ia akan dimasukkan ke dalam golongan orang saleh berkat mahabbah (kecintaannya). Sebesar itulah pengaruh cinta.
Jadi, apa itu cinta?
Beginilah para sahabat Nabi memperlihatkan hakikat cinta sejati kepada Rasulullah SAW, sosok kecintaan umat yang semua orang menginginkan untuk dikumpulkan bersamanya kelak di akhir masa.
Ali Bin Abi Thalib
ﻫُﻮَ ﻋَﻠِﻲٌّ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﻨَﺎﻡُ ﺑَﺪَﻻً ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﷺ ﻓِﻲ ﻓِﺮَﺍﺷِﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﺟْﺘَﻤَﻌُﻮْﺍ ﻟِﻘَﺘْﻞِ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﷺ ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﻳَﻤُﻮْﺕُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺲِ ﺍﻟْﻔِﺮَﺍﺵِ
Cinta adalah Ali ketika ia berbaring menggantikan posisi Rasulullah SAW di tempat tidur beliau. Sementara ia tahu bahwa sekelompok orang tengah berkumpul untuk membunuh Rasulullah SAW. Dan dia juga tahu bahwa dia mungkin saja wafat di tempat tidur itu.
Bilal bin Robbah
ﻫُﻮَ ﺑِﻼَﻝٌ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﻌْﺘَﺰِﻝُ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥَ ﺑَﻌْﺪَ ﺭَﺣِﻴْﻞِ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﷺ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺫَﻥَ ﺑِﻃَﻠَﺐٍ ﻣِﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﻋِﻨْﺪَ ﻓَﺘْﺢِ ﺑَﻴْﺖِ ﺍﻟْﻤَﻘْﺪِﺱِ ﻟَﻢْ ﻳُﺮَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺑُﻜَﺎﺀً ﻣِﻨْﻪُ ﻋِﻨْﺪَﻣَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪﺍً ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ
Cinta adalah Bilal ketika ia tidak lagi mengumandangkan azan setelah perginya Rasulullah SAW. Dan tatkala ia mengumandangkan azan lagi atas permintaan Umar saat penaklukan Baitul Maqdis, tidak pernah ada tangisan yang begitu menggemparkan sebelumnya saat ia melantunkan ‘Asyhadu anna Muhammadan Rasulullaah’.
Abu Bakar As-Shiddiq
ﻫُﻮَ ﺃَﺑُﻮ ﺑﻜﺮﺣِﻴْﻦَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬِﺠْﺮَﺓِ، ﻓُﺠِﺌْﺖُ ﺑِﻤَﺬْﻗَﺔِ ﻟَﺒَﻦٍ ﻓَﻨَﺎﻭَﻟْﺘُﻬَﺎ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻪُ : ﺍِﺷْﺮَﺏْ ﻳَﺎﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ . ﻓَﺸَﺮِﺏَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﺭْﺗَﻮَﻳْﺖ .ُ
Cinta adalah Abu Bakar saat ia berkata “Ketika kami dalam perjalanan, aku heran dengan munculnya susu yang tercampur air, lalu aku berikan susu tersebut kepada Rasulullah, dan aku berkata: “Minumlah wahai Rasulullah”, Maka Rasulullah pun minum sehingga hilanglah dahagaku.
ﻫُﻮَ ﺃَﺑُﻮ ﺑﻜﺮ . ﻋِﻨْﺪَﻣَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﻟِﻠﺮَّﺳُﻮْﻝِ ﷺ ﻗَﺒْﻞَ ﺩُﺧُﻮْﻝِ ﺍﻟْﻐَﺎﺭِ :
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻻَﺗَﺪْﺧُﻠْﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺩْﺧُﻞَ ﻗَﺒْﻠَﻚَ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃَﺻَﺎﺑَﻨِﻲْ ﺩُﻭْﻧَﻚَ
Ketika ia (Abu Bakar) berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam sebelum memasuki gua (Tsur): “Demi Allah, janganlah engkau masuk sampai aku masuk terlebih dahulu. Karena jika ada sesuatu di dalamnya, akulah yang terkena lebih dulu, bukan engkau.”
Zubair
ﻫُﻮَ ﺍﻟﺰُّﺑَﻴْﺮُ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺑِﺈِﺷَﺎﻋَﺔِ ﻣَﻘْﺘَﻞِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﷺ ﻓَﻴَﺨْﺮُﺝُ ﻳَﺠُﺮُّ ﺳَﻴْﻔَﻪُ ﻓِﻲ ﻃُﺮُﻕِ ﻣَﻜَّﺔَ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟْﺨَﺎﻣِﺴَﺔِ ﻋَﺸَﺮَ
Cinta adalah Zubair yang mendengar kabar terbunuhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia pun keluar dengan menyeret pedangnya di jalan-jalan kota Makkah. Padahal usianya baru 15 tahun.
Rabi’ah bin Ka’ab
ﻫُﻮَ ﺭَﺑِﻴْﻌَﺔُ ﺑْﻦُ ﻛَﻌْﺐٍ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻪُ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﷺ ﻣَﺎﺣَﺎﺟَﺘُﻚَ ؟
ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻣُﺮَﺍﻓَﻘَﺘَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ
Cinta adalah Rabi’ah bin Ka’ab tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya “apa keinginanmu?”. Rabi’ah pun menjawab: “Aku hanya berharap agar bisa mendampingimu di surga”.
Perempuan Bani Dinar
ﻫُﻮَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓُ ﺑَﻨِﻲ ﺩِﻳْﻨَﺎﺭٍ ، ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﻭَﺃَﺑُﻮْﻫَﺎ ﻭَﺃَﺧُﻮْﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺃُﺣُﺪٍ ﻓَﻴَﺳْﺘَﺸْﻬِﺪُﻭْﻥَ ﺟَﻤِﻴْﻌﺎً ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻳُﻨْﻌَﻮْﻥَ ﻟَﻬَﺎ، ﻓَﺘَﺮَﻯ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﷺ ﻓَﺘَﻘُﻮْﻝُ : ﻛُﻞُّ ﻣُﺼِﻴْﺒَﺔٍ ﺑَﻌْﺪَﻙَ ﺟَﻠَﻞٌ .
Cinta adalah seorang perempuan Bani Dinar saat suami, ayah, dan saudara laki-lakinya pergi ke (medan perang) Uhud, kemudian mereka semua mati syahid di jalan Allah. Berita kematian mereka pun sampai kepadanya. Lalu perempuan itu memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata: “Musibah apapun selainmu adalah kecil”.
Tsauban
ﺛَﻮْﺑَﺎﻥُ ﺣِﻴْﻦَ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻪُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝُ ﷺ : ﻣَﺎ ﻏَﻴَّﺮَ ﻟَﻮْﻧُﻚَ ؟
ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﻣَﺎﺑِﻲ ﻣَﺮَﺽٌ ﻭَﻻَﻭَﺟَﻊٌ ﺇِﻻَّ ﺃﻧِّﻲ ﺇِﺫَﺍ ﻟَﻢْ ﺃﺭَﻙَ ﺍِﺳْﺘَﻮْﺣَﺸْﺖُ ﻭَﺣْﺷَﺔً ﺷَﺪِﻳْﺪَﺓً ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﻟْﻘَﺎﻙَ .
Cinta adalah Tsauban tatkala Rasul SAW bertanya kepadanya: “Apa yang membuat wajahmu pucat? “Tsauban pun menjawab: “aku tidak sakit dan tidak pula terluka. Hanya saja apabila aku tidak melihatmu, aku menjadi sangat merindu kesepian sampai aku bisa bertemu denganmu”.
BACA JUGA: Kekuatan Cinta
Seorang penyair berkata:
لو كان حبك صادق لأطعته إن المحب لمن يحب مطيع
“Seandainya rasa cintamu benar niscaya kamu akan menta’atinya. Sesungguhnya orang yang jatuh cinta akan menta’ati siapa yang dicintainya.”
Itulah cinta. Sebenar-benar cinta. Yakni cinta kepada Allah dan Rasullullah SAW. []