ADA kalanya pernikahan terasa begitu rapuh. Kebahagiaan yang dulu sempat dirasakan di awal pernikahan, perlahan mulai hilang. Rasanya sekarang hambar-hambar saja, biasa-biasa saja. Tak ada gairah, tak ada getaran istimewa saat bersama dia. Bahkan pernikahan cenderung terasa sebagai beban.
Kini, harus melewati hari-hari dengan rasa kesepian, padahal tinggal di rumah bersama pasangan. Melihat kehadiran pasangan, tak seperti sebuah anugerah indah. Apakah ini musibah? Apakah aku telah salah? Ya, salah memilih dia sebagai pendamping hidupku. Ternyata dia tak seperti yang aku bayangkan sebelum menikah. Berjuta pertanyaan menggelayut setiap hari, mendera hati yang terus gelisah.
BACA JUGA: Persiapan Pernikahan
Apa yang harus Anda lakukan saat kehidupan pernikahan Anda terasa renggang? Saat Anda tidak lagi merasa kuat, saat Anda merasa berat, saat Anda bahkan tak mampu mendefinisikan suasana apa yang sedang terjadi pada kehidupan pernikahan Anda saat ini. Berikut delapan langkah yang harus Anda lakukan, saat Anda merasa rapuh dan kehilangan pegangan.
Pertama, Berpeganglah Kepada Dzat Yang Maha Kuat
Di saat Anda merasa lemah, merasa rapuh, merasa tak bertenaga, itu saatnya Anda melakukan “charging” spiritual. Berpeganglah kepada Dzat Yang Maha Kuat. Mendekatlah kepada Dzat yang Maha memberi cinta. Bersandarlah kepada Dzat yang menguasai hati manusia. Dialah Allah, hanya Dia yang memiliki kekuatan. Hanya Dia yang tak pernah memiliki kelemahan. Manusia adalah hamba yang lemah, dengan Dia, kita menjadi kuat.
Kedua, Memperbanyak Dzikir untuk MencintaiNya
Jangan melarikan diri dengan hal-hal negatif. Jika Anda suka lagu, maka semua lagu kesukaan Anda tak cukup memberikan hiburan hati yang menyejukkanmu. Jika Anda suka pesta, semua pesta semeriah apa, tak bisa memberikan hiburan jiwa yang menguatkanmu. Yang perlu lakukan adalah memperbanyak nyambung kepada Allah dengan dzikir, mengingati Allah, mencinati Allah, menyayangi Allah pada setiap nafasmu. Ya Rahman. Ya Rahim. Ya Aziz. Ya Malik. Ya Muqallibal qulub. Lantunkan selalu dzikrullah, ingat selalu Dia dimanapun Anda berada. Ini akan menenteramkan hatimu.
Ketiga, Fokus Melihat Kebaikan Pasangan
Anda rapuh, Anda lemah, Anda lelah, karena terbebani masalah. Terbebani harapan terhadap pasangan yang tak menjadi kenyataan. Terbebani obsesi akan kebahagiaan yang hanya ada di angan-angan. Lalu Anda mulai menyalahkan keadaan, menyalahkan pasangan yang tak sesuai harapan, atau menyalahkan “nasib” yang harus Anda jalani. Cobalah fokus melihat dan mengingat hal-hal bahagia yang telah Anda lalui bersama pasangan tercinta. Fokuslah mengingat semua kebaikan pasangan yang telah ia berikan sepanjang kehidupan pernikahan. Penuhi hati dan pikiranmu dengan semua hal positif terhadap dirinya. Anda akan merasa berbahagia.
BACA JUGA: 8 Tujuan Mulia Pernikahan (2-habis)
Keempat, Menata Ulang Semua Harapan
Setelah menikah, semua pihak suami dan istri harus bersedia menata ulang semua harapan yang pernah dibangunnya. Harus bersedia menata ulang keinginan, ke-semoga-an, bayangan keindahan yang kadang berlebihan, ekspektasi yang terlalu tinggi, dan berbagai daftar rencana masa depan yang sedemikian ideal. Realitas yang anda hadapi dalam pernikahan, tak perlu dibenturkan dengan idealitas yang saat sebelum menikah pernah anda harapkan. Hidup selalu penuh dinamika, itulah sebabnya menikah hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. []
SUMBER: PAKCAH