HONG KONG–Imam Muslim Hong Kong telah mengkritik pemerintah karena gagal memberikan informasi kesehatan dan masker bedah untuk etnis minoritas kota selama wabah virus corona menyerang Cina.
“Kami adalah bagian dari komunitas lokal. Ketika virus menyebar, ia tidak melihat agama atau etnis mana Anda berasal. Jadi kami ingin mendengarkan instruksi pemerintah dan bekerja dengan penduduk setempat,” kata Muhammad Arshad, kepala imam kota di Masjid Kowloon dan Pusat Islam di Tsim Sha Tsui, seperti dikutip dari South China Morning Post.
BACA JUGA: Apakah Virus Corona Itu Hukuman dari Ilahi?
“Kami sedang berusaha membawa 50.000 masker dari Turki, dan beberapa lagi dari Bangladesh, tetapi sulit dengan larangan ekspor dan kekurangan global, dan jelas dukungan pemerintah akan sangat membantu.”
Bertindak sendiri untuk melindungi Muslim, Imam Arshad telah menangguhkan Madrasah, kelas agama untuk anak-anak Muslim. Namun, dia mengatakan akan terus mengadakan sholat dan pertemuan di masjid, termasuk yang diadakan pada hari Jumat yang sering dihadiri oleh ribuan orang.
“Tidak ada paksaan bagi mereka untuk datang, dan saya tidak dapat menghentikan mereka dari datang untuk berdoa. Tapi saya sudah bilang pada mereka untuk tidak saling berpelukan, ”katanya.
Bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat kesehatan global atas wabah baru virus corona bernama 2019-nCoV.
BACA JUGA: Muncul di Xinjiang, Virus Corona Ancam Jutaan Muslim Uighur di Kamp Pengungsian
Virus corona yang mematikan terus mengambil nyawa ratusan orang. Jumlah korban telah melampaui korban virus SARS pada 2003 lalu.
Pejabat kesehatan regional melaporkan, di provinsi Hubei Cina, pusat wabah terbaru, jumlah korban tewas mencapai 780. Semua kecuali dua dari total keseluruhan 813 kematian sejauh ini di Cina daratan. Virus juga telah mencapai Hong Kong di mana ada satu kematian dikonfirmasi dan 26 infeksi. []
SUMBER: ABOUT ISLAM