KATANYA,
Jika kita MARAH selama 5 menit saja, maka sistem imunitas (kekebalan) tubuh kita akan depresi selama 6 jam
Dan jika kita DENDAM, menyimpan kepahitan, maka imunitas tubuh kita akan mudah mati. Lalu dari situlah bermula segala awal penyakit, STRESS, kolesterol tinggi, Jantung, Rheumatik, arthritis, Sroke / pendarahan / penyumbatan pembuluh darah
Kemudian jika kita sering me…mbiarkan pikiran kita STRESS, maka kita pun akan sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN
Perasaan KHAWATIR berlebihan pun bisa mengakibatkan kita NYERI PUNGGUNG
Jika mudah TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakin INSOMNIA (susah tidur)
Jika sering mengalami KEBINGUNGAN, maka besar kemungkinan mudah terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH
Jika sering membiarkan diri kita merasa TAKUT BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena sakit ginjal
Jika suka suudzon, NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna)
Jika mudah EMOSI dan cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentang terhadap penyakit HEPATITIS.
Jika kita sering APATIS (tidak pernah perduli) terhadap lingkungan, maka kita berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH
Jika sering TERLALU MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES
Jika kita sering KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang)
Jika sering bersedih dan merasa terlalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit Leukimia (Kanker Darah Putih)
Mari kita bersyukur atas segala perkara yang telah terjadi, karena dengan bersyukur, maka hati ini menjadi GEMBIRA dan menimbulkan energi POSITIF dalam tubuh kita untuk mengusir segala penyakit-penyakit tersebut di atas.
Semuanya itu baru katanya. Yang pasti dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri]. []