FILM Parasite sukses membawa pulang 4 Piala Oscar sekaligus di ajang bergengsi Academy Award. Film asal Korea ini sukses mengalahkan film lain yang lebih tenar garapan Hollywood seperti Avenger.
Sebelum mendapat piala oscar, Parasite telah menerima penghargaan dari ajang lain seperti Festival Film Cannes, Critics Awward, dan penghargaan untuk kategori film asing Terbaik dari Golden Globe Awards.
Sebenarnya apa sih yang diceritakan film ini sehingga bisa memenangkan banyak penghargaan sekaligus?
Film ini bergenre drama misteri, yang berkaitan dengan keluarga. Dengan melihat posternya, penonton akan diajak untuk bertanya-tanya tragedi apa yang terjadi, sekaligus di setiap menit dibuat penasaran hantu apa yang muncul, pembunuhan apa yang terjadi, atau kejahatan apa yang terjadi pada menit berikutnya. Tidak heran kalau banyak komentator film mengatakan bahwa menonton film ini seperti kita di ajak naik rollercoaster.
Sebenarnya tragedi yang terjadi dalam film ini bukan soal siapa yang dibunuh siapa yang membunuh siapa yang mati siapa yang hidup. Lebih dari itu sutradara Bong Joon Ho mencoba menyampaikan tragedi yang terjadi sehari-hari antar kelas sosial di Korea Selatan. Ya! Tragedi antara si kaya dan si miskin.
Sebab film ini melibatkan kisah dua keluarga. Keluarga miskin yang berpendidikan rendah dan pengangguran. Mereka hidup di basemen bawah tanah, dimana rumahnya tak tembus cahaya matahari, tak masuk sinyal, bahkan ketika hujan turun banjir meluluhlantahkan rumah mereka.
Berbanding terbalik dengan keluarga kaya yang hidup dengan nyaman di rumah mewah. Anak berpendidikan tinggi. Di tengah hujan badai mereka hidup dengan nyaman.
Film ini banyak mengungkap kritik sosial antara kelas atas dan kelas bawah. Dimana kelas bawah berusaha naik ke kelas atas tapi termentahkan oleh realita kehidupan. Kelas bawah hanya bisa baku hantam dengan kelas bawah sendiri demi naik ke kelas atas, tapi pada akhirnya semua itu tetap tak bisa terjangkau. Ironi.
Di sisi lain Kelas atas selalu menganggap kelas bawah tak boleh melewati batas. Ada sekat jelas yang tidak boleh dilewati. Di film ini orang diajak untuk berpikir “harus sadar diri” antara si miskin dan si kaya. Bahkan di detik-detik terakhir film ini, keluarga kaya melihat dengan jijik kepada keluarga miskin seolah bukan manusia. Itulah yang membuat tragedi ini terjadi.
Kritik sosial yang terkandung dalam film ini diantaranya, kemiskinan, pengangguran, dan prestasi atlet yang tidak dihargai pemerintah.
Film ini membuat kita berpikir apakah di Korea perbedaan kelas karena harta itu begitu kentara? Lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Film ini tidak hanya mengandung kritis sosial yang sangat apik dan menendang, tapi secara konten baik pemeran dan sinematografi film ini memang sangat bagus. Skenario, akting, dan penggambaran yang solid memang membuat film ini layak mendapat penghargaan. Banyak juga hal-hal lain yang kita pelajari dari film ini seperti pola asuh keluarga kaya dan keluarga miskin, kegigihan keluarga kaya dan keluarga miskin. Hal hal yang berbau simbolis juga menarik untuk diperhatikan.
Filosofi di balik judul Parasite ternyata adalah sindiran terhadap kaum chaebol, konglomerat Korea Selatan yang punya kekayaan berbasis keluarga dari sitaan aset-aset peninggalan Jepang, kucuran utang negara, sampai hasil monopoli. Metamorfosis kapitalis sempurna yang jadi isu nasional Korsel pada 1948-1960.
Kata ‘parasit’ di judul memang bukan hanya soal metafora keluarga si miskin yang menghisap habis-habisan harta si kaya, tapi lebih dalam dari itu. []