RASULULLAH Shallalahu ‘alaihi wa sallam merupakan utusan Allah SWT yang sangat mencintai umatnya. Selain Alquran, Rasulullah juga kerap mengajarkan doa-doa untuk diamalkan umatnya. Salah satu doa yang disampaikannya yaitu doa memohon perlindungan kepada Allah dari kematian yang mengerikan.
Termasuk di dalam doa itu adalah agar terhindari dari kecelakaan jatuh dari pesawat terbang, tenggelam, terbakar, dan tertimpa tanah longsor. Dengan doa, hati menjadi tentram, menyandarkan segala harapan kepada Yang Maha mengabulkan, sekaligus memupus rasa takut dan was-was dari setan.
BACA JUGA: Kematian telah Datang
عَنْ أَبِي الْيَسَرِ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي ، وَالْهَدْمِ ، وَالْغَرَقِ ، وَالْحَرِيقِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا.
“Dari Abul Yasar ia berkata, ‘Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat yang tinggi, dari tertimpa bangunan (termasuk terkena benturan keras dan tertimbun tanah longsor), dari tenggelam, dan dari terbakar. Aku juga berlindung kepada-Mu dari campur tangan syetan ketika akan meninggal. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal dalam keadaan lari dari medan perang. Aku juga berlindung kepada-Mu dari meninggal karena tersengat hewan beracun’” (HR. al-Nasa’i no. 5531, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).
Lalu bukankah dalam hadits banyak disebutkan bahwa mati karena tenggelam, terbakar, dan tertimpa bangunan akan mengantarkan seseorang meraih status syahid di akhirat? Benar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwa ada tujuh golongan syuhada selain yang mati di medan perang.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
“Mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah, ada tujuh, mati karena penyakit tha’un (lepra) syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit di dalam perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa bangunan (benturan keras) syahid, dan wanita yang mati karena mengandung (atau melahirkan) syahid” (HR. Abu Dawud no 3111, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).
وعنده من حديث ابن مسعود بإسناد صحيح “أن من يتردى من رءوس الجبال وتأكله السباع ويغرق في البحار لشهيد عند الله”
BACA JUGA: Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat
Demikian juga Ibnu Hajar rahimahullah menukikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dari hadits Ibnu Mas’ud bahwa orang yang mati karena terjatuh dari puncak gunung dan mati karena dimakan binatang buas termasuk syahid di sisi Allah (Fathul Bari, Bab al-Syahadah Sab’un Siwal Qatl).
Meskipun meninggal karena tenggelam, terjatuh dari tempat yang tinggi, terbakar, tertimpa benda keras, dan semisalnya itu mengantarkan seseorang meraih syahid di akhirat, akan tetapi banyak nash-nash yang menganjurkan kita untuk berlindung dari kematian yang mengerikan tersebut. Apabila seorang mukmin meninggal dalam keadaan tersebut dan tidak sedang bermaksiat, maka ia memperoleh kesyahidan. Akan tetapi ia tidak boleh berharap mati yang demikian, justru sebaliknya ia memohon kepada Allah Ta’ala agar terhindar darinya sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. []
SUMBER: MUSLIM.OR.ID