SETIAP tanggal yang kita lewati memiliki bermacam peristiwa atau sejarah penting, termasuk pada tanggal 23 Februari. Salah satunya adalah wafatnya pendiri Muhammadiyah sekaligus pahlawan nasional, KH Ahmad Dahlan.
KH Ahmad Dahlan meninggal dunia, pada 23 Februari 1923. Ia dimakamkan di daerah kelahirannya, yakni Yogyakarta. Beliau lahir di Kampung Kauman di sebelah barat Alun-alun Utara Yogyakarta.
BACA JUGA:Â Aromaterapi dalam Sejarah Islam
Mengutip laman muhammadiyah.or.id, KH Ahmad Dahlan dengan nama kecil Muhammad Darwisy dilahirkan dari kedua orang tua yang dikenal sangat alim, yaitu KH. Abu Bakar (Imam Khatib Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri H. Ibrahim, Hoofd Penghulu Yogyakarta). Muhammad Darwisy merupakan anak keempat dari tujuh saudara yang lima diantaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Tak ada yang menampik silsilah Muhammad Darwisy sebagai keturunan keduabelas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan terkemuka diantara Wali Songo, serta dikenal pula sebagai pelopor pertama penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991).
Muhammad Darwisy dididik dalam lingkungan pesantren sejak kecil, dan sekaligus menjadi tempatnya menimba pengetahuan agama dan bahasa Arab. Ia menunaikan ibadah haji ketika berusia 15 tahun (1883), lalu dilanjutkan dengan menuntut ilmu agama dan bahasa Arab di Makkah selama lima tahun.
BACA JUGA:Â Sejarah, Ini 6 Wabah yang Tak Kalah Mematikan dari Corona
Pada usia 20 tahun (1888), ia kembali ke kampungnya, dan berganti nama Haji Ahmad Dahlan (suatu kebiasaan dari orang-orang Indonesia yang pulang haji, selalu mendapat nama baru sebagai pengganti nama kecilnya).
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Organisasi Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 Nopember 1912. Sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. []
SUMBER: MUHAMMADIYAH.OR.ID