PALESTINA— Anggota Komite Rekonstruksi Masjidil Aqsha menolak rencana Israel untuk meyahudisasi tempat-tempat suci ummat Islam di kota Baitul Maqdis terjajah.
“Israel berupaya memaksakan pembagian ruang dan kontrol hukum atas Masjidil Aqsha, seraya terus menghalangi pemugaran interiornya,” kata Bassam Al-Hallaq, direktur proyek Komite Rekonstruksi. seperti dikutip dari SahabatAlaqsha
Dalam wawancara dengan Quds Press, Al-Hallaq menyatakan bahwa proyek-proyek Israel atas Al-Aqsha bertujuan untuk “memalsukan sejarah”.
Komite menekankan haknya untuk melakukan renovasi di dalam masjid.
Surat kabar Israel Hayom memberitakan, PM Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa tanah yang dipindahkan dari halaman Al-Aqsha itu berfungsi untuk mencari “artefak dari masa (berdirinya) Kuil”. Seperti diketahui, Yahudi percaya bahwa Masjidil Aqsha merupakan tempat Kuil Pertama dan Kedua dulu pernah berdiri. Klaim yang sama sekali tidak pernah bisa dibuktikan kebenarannya.
Pada 26 Oktober 2016, Komite Warisan UNESCO meratifikasi resolusi yang mengecam pelanggaran-pelanggaran ‘Israel’ terhadap arkeologi dan situs-situs Islam di kota Baitul Maqdis terjajah.[]