Oleh: Mela Ummu Nazry
Pemerhati Generasi
ayumela1977@gmail.com
SETELAH penolakan dakwah yang begitu masif dari suku-suku besar yang didatangi, Rasulullah SAW, tetap dengan keyakinannya akan janji pertolongan Allah SWT. Dakwah tak pernah surut.
Maka, Tatkala beberapa orang Khazraj datang ke Mekah di musim haji, Rasul menemui mereka dan mengajaknya berdialog, menanyakan keadaan mereka, dan mengajak mereka kepada agama Allah SWT. Mereka berpandangan satu sama lain, dan berkata: “Demi Allah, sesungguhnya dia seorang Nabi yang pernah dijanjikan kepada kalian oleh orang-orang Yahudi. Karena itu jangan sampai ada yang mendahului kalian.”
BACA JUGA: Trik-trik Dakwah dan Bermuamalah di Masyarakat
Mereka menerima dakwah Rasul dan masuk Islam sambil berkata kepada Beliau: ” Sesungguhnya kami meninggalkan kaum kami (Aus dan Khazraj). Tidak ada kaum yang permusuhan dan kejahatannya seperti permusuhan dan kejahatan mereka. Semoga melalui engkau, Allah mempersatukan mereka. Jika Allah berhasil mempersatukan mereka dengan kepemimpinanmu, maka tidak ada orang yang lebih mulia darimu.”
Hingga pertolongan itu akhirnya datang. Pertolongan yang mampu menjadikan Rasulullah SAW, para sahabat dan seluruh kaum Muslimin memperoleh kemuliaan hidup dan mampu mengemban dakwah keseluruhan penjuru dunia.
Inilah fakta perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Dakwah yang penuh dengan onak dan duri, dakwah yang penuh dengan halangan dan rintangan. Dakwah yang penuh dengan aktivitas persekusi bahkan percobaan pembunuhan terhadap Rasul oleh orang-orang yang membenci dakwah Rasul.
Namun, janji Allah SWT pasti akan selalu ditepati, bahwa Allah SWT akan memenangkan urusan dakwah Rasul dan kaum muslimin, meskipun pembenci dakwah Rasul dan kaum muslimin banyak dan berlipat ganda, termasuk makar yang mereka lakukan guna menghalangi dakwah Rasul dan kaum muslimin.
Namun keyakinan akan kemenangan yang telah Allah SWT janjikan lebih besar pengaruhnya daripada besarnya persekusi dakwah yang senantiasa dialami oleh Rasul dan kaum muslimin.
Hingga Allah SWT mendatangkan pertolongannya dari arah yang tidak disangka-sangka, dari kafilah yang tidak pernah masuk dalam daftar hitungan sebagai para penolong. Namun begitulah fakta yang terjadi, Allah SWT menolong Rasul dan kaum muslimin dengan mendatangkan kabilah Aus dan khazraj sebagai pihak penolong dakwah Rasul dan kaum muslimin.
Pertolongan itu datang bukan tanpa usaha. Sebagai manusia, Rasul menjalani aktivitas kausalitas hingga pertolongan itu datang. Rasul mendatangi setiap kafilah yang datang ke Mekah pada musim haji. Rasul mendakwahkan Islam dengan cara mengajak berdialog, setelah menanyakan kabar dan keadaan mereka, para kafilah yang datang berziarah ke Baitullah di Mekah pada musim haji.
Pun begitu dengan pihak yang diajak berdialog oleh Rasul. Mereka mempertimbangkan banyak hal sebelum memberi keputusan masuk Islam. Adalah hal yang sangat manusiawi, sebab perkara masuk Islam adalah perkara besar yang akan mempertaruhkan segala-galanya. Maka, keputusan kafilah Aus dan Khazraj untuk menerima dakwah Rasul dan masuk Islam adalah keputusan awal yang dilandasi oleh pertimbangan duniawi, bukan keputusan sebab pemahaman mendalam tentang Islam. Adalah keputusan atas pertimbangan gorizah baqo yaitu pertimbangan yang berasal dari naluri mempertahankan diri setiap diri manusia.
Suku Aus dan Khazraj sangat paham jika Muhammad adalah seorang Rasul yang dijanjikan, sebab ciri-cirinya sesuai seperti yang senantiasa diberitakan dan diperbincangkan oleh orang-orang Yahudi, yaitu kabilah tetangga suku Aus dan Khazraj di Madinah. Dan selalu menjadi pembicaraan orang-orang Yahudi di Madinah.
Suku Aus dan Khazraj sangat yakin dan sangat terpengaruh dengan ucapan orang-orang Yahudi, tetangga mereka di Madinah jika Rasul terakhir ini akan memenangkan setiap pertarungan dalam kehidupan dan akan menekuk habis perkara kesyirikan dan kemusyrikan.
Maka, ketika sesosok Rasul yang sesuai dengan ciri-ciri yang disampaikan oleh pihak Yahudi di Madinah datang menemui mereka, serta merta oleh kafilah dari suku Aus dan Khazraj diterima dengan tangan terbuka tanpa syarat. Mereka pada akhirnya berani mengambil keputusan besar, dengan menerima dakwah Rasulullah Muhammad saw dan masuk kedalam Islam dengan memberikan kepatuhannya secara murni kepada Rasulullah SAW. Menerima seluruh keputusan yang Rasul telah tetapkan, baik suka maupun duka.
Alhasil, Allah SWT pun memberikan balasan sempurna pada kedua suku tersebut, berupa kemuliaan kepada Aus dan Khazraj. Allah SWT sematkan gelar sebagai kaum anshor untuk dua kabilah besar ini. Allah SWT jadikan kotanya sebagai kota suci nan mulia bersanding dengan kota Mekkah Al-Mukarramah. Allah berikan gelar kotanya dengan sebutan Madinah Al-Munawwarah. Semua bentuk kemuliaan ini adalah sebentuk penghargaan Allah SWT yaitu dengan mengabulkan doa Rasulullah Muhammad SAW, sebagai bentuk tanda cinta dan terima kasih Rasul SAW atas pertolongan yang diberikan oleh kabilah Aus dan Khazraj kepadanya, kepada Islam dan Kaum Muslimin.
BACA JUGA: Kader Dakwah Bukan Malaikat yang Tidak Pernah Salah
Inilah pelajaran hebat dari Rasul SAW saat menghadapi goncangan besar dalam kehidupan dakwah Beliau. Rasul SAW tetap istiqomah menyampaikan dakwah Islam. Seberapa pun dahsyatnya ujian yang menyapa, Rasul tetap konsisten dengan dakwahnya tanpa mundur selangkah pun. Seberapa besar halangan dan rintangan yang menghadang dakwah, Rasul tetap yakin dengan janji Allah SWT, sehingga mampu menjalani aktivitas dakwah dengan tanpa keraguan sedikitpun.
Alhasil, dengan perjuangan yang sangat berat dari Rasulullah Muhammad SAW, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang menyertainya, Islam tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.
Maka adalah upaya yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim hari ini, adalah kembali menapaki jalan dakwah yang telah dicontohkan oleh Rasul SAW. Sebab tak ada teladan yanng sempurna selain teladan Rasulullah SAW. Teladan yang lahir dari tuntunan wahyu, bukan hawa nafsu. Wallahualam. []