TEPI BARAT–Menteri Pertahanan Pendudukan Israel Naftali Bennett dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menutup semua wilayah yang diperintah oleh Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Langkah ini dilaukan guna mengendalikan penyebaran virus corona.
Bennett mengatakan, ia meminta penilaian rinci tentang konsekuensi ekonomi dari penutupan seperti itu, yang akan disajikan dalam pertemuan Senin (9/3/2020), Middle East Monitor melaporkan.
Dalam konferensi pers membahas bagaimana Tel Aviv akan memerangi virus Corona, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel dan AS akan mengembangkan solusi screening pasien untuk mendeteksi virus.
BACA JUGA: Diduga Terpapar Virus Corona, 1.262 Tentara Israel Dikarantina
Menyusul penemuan tujuh kasus virus korona di Betlehem yang diduduki pekan lalu, semua pintu masuk dan keluar ke daerah itu ditutup untuk menampung penyakit itu. Pada Jumat (6/3/2020) dan Sabtu (7/3/2020), lebih banyak orang dinyatakan positif mengidap virus tersebut, sehingga jumlah total orang yang terinfeksi menjadi 19, lapor Haaretz.
Warga telah mengkritik Israel dan Otoritas Palestina mengambil langkah-langkah lebih keras di Tepi Barat daripada di Israel. Beberapa pihak menyatakan, Israel dalam kasus ini sengaja menghambat gerakan Palestina.
Selain itu dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, Israel juga menutup perbatasannya dengan Mesir pada Senin (9/3/2020).
BACA JUGA: Wabah Virus Corona di Wuhan Diprediksi Berakhir Bulan Maret
Pengumuman Israel datang setelah Mesir mengungkapkan bahwa satu orang meninggal dan 33 orang dinyatakan positif virus. Para pasien, yang termasuk tiga orang Mesir, berada di kapal wisata.
Israel juga telah menutup perbatasannya dengan Libanon dan Suriah. Perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza juga telah ditutup.
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan 39 kasus virus korona. Menurut kementerian, dengan pengecualian satu kasus, semua pasien diyakini tertular virus baik dari turis atau saat bepergian ke luar negeri. []
SUMBER: MEMO