Oleh: Septy Wulandari
Aktivis Remaja Lampung
tiarani536@gmail.co
VIRUS Corona atau covid-19 sudah mendunia tak terkecuali sampai ke Indonesia. Sudah banyak korban dari virus ini, virus yang awalnya berasal dari kota Wuhan Cina. Di sana ada kebiasaan memakan hewan-hewan yang dianggap membawa keberuntungan. Salah satunya hewan kelelawar yang dijual di pasaran. Dan tak hanya itu banyak sekali hewan-hewan yang menjijikkan dan haram seperti tikus,buaya, ular yang dijadikan bahan makanan.
Seorang muslim tau barang tersebut diharamkan dan tak layak untuk dimakan. Karena di dalamnya banyak mengandung kemudharatan yang mengancam kesehatan salah satunya virus covid-19 ini. Maka Bersyukurlah karena dalam agama Islam Allah telah melarang untuk memakan barang-barang tersebut. Ternyata hikmahnya sangat besar. Inilah ajaran Islam yang mulia yang pasti membawa keselamatan manusia di dunia maupun di akhirat.
BACA JUGA: Refleksi Corona
Berbicara tentang Virus covid-19 atau Corona sudah pasti menjadi momok yang menyeramkan bagi manusia Karena akibat terbesar dari virus ini adalah kematian. Tetapi hal itu bukan menjadi alasan untuk menyalahkan virus tersebut. Pasalnya ia masih salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah dan memang sudah nalurinya untuk menjadi virus yang menumpang hidup pada makhluk lain. Mungkin bagi manusia adanya virus tersebut adalah hal yang merugikan tetapi tidak halnya bagi virus itu sendiri maka kata Allah sebagai hambanya hendaknya meminta perlindungan kepadanya-Nya.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,”
(QS Al-Falaq:1-2)
Dalam aspek akidah sebagai seorang muslim memaknai wabah virus covid-19 ini sebagai ujian. Di mana hal itu seharusnya menjadikan pendekat diri kepada Allah Karna tidak ada kejadian di muka bumi kecuali atas kehendaknya.
Seorang muslim tidak takut mati dan yang namanya kematian tidak ada hubungannya dengan penyakit. Karena mati itu pasti. Suatu hal yang tidak bisa dihindari. Ketika maut menghampiri, tak ada tempat lagi untuk bersembunyi. Semua makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kullu nafsin dzaikotul maut. Hanya manusia yang beriman yang mampu menghadapinya.
Kematian bisa datang kapan saja tanpa ada penawaran. Jika memang sudah waktunya maka itu hak Allah mengambilnya.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS Al-A’raf: 34)
Karena kematian bisa datang kapan saja dan di mana saja maka hendaknya menengok kondisi setiap saat. Kualitas kematian bisa dilihat dari kebiasaan maka biasakanlah berbuat baik, agar mati pun dalam keadaan baik. Sudah banyak kasus orang meninggal saat bermaksiat, sebut saja meninggal karena minum minuman keras, berzina atau meninggal dalam keadaan melalaikan kewajiban. Hal itu seharusnya bisa menjadi pelajaran untuk yang masih hidup, namun kenyataannya banyak orang yang tidak mau berfikir untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah Allah tunjukkan. Dan sekarang mewabahnya virus corona. Allah tunjukkan kekuasaannya yang seharusnya membuat manusia sadar untuk mendekatkan diri kepada-nya karena Dialah satu-satunya pelindung.
Corona itu bukan untuk ditakuti tetapi dengan adanya lah menjadi wasilah umat manusia untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Orang yang menyadari bahwa ini ujian maka ia mesti bersabar atas ketetapan Allah . Bagi yang belum terkena ia patut bersyukur kepada Allah, sembari mendoakan saudaranya sesama ummat islam yang terkena.
Bukankah kondisi demikianlah yang membuat mukmin itu menjadi menakjubkan sebagaimana hadits dari Shuhaib ibni Sinan. Ketika ia berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Ada atau Tidak Corona, Takutkah Aku Akan Kematian?
Dari sinilah seorang muslim bisa belajar dan memulai untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi maksiat, sebelum ajal merapat. Jadi, momok menyeramkan virus Corona penyebab kematian tidaklah untuk ditakuti tetapi kematian itu sendiri yang harus dipersiapkan.
Tugas kita adalah berikhtiar sampai virus tersebut Allah hilangkan. Seperti menjauh dari kerumunan tapi tetap berbuat baik ketika sendirian. Dan kembalilah kepada aturan Islam karena di dalam Islamlah terdapat berbagai macam solusi dari masalah , yang harus diterapkan agar nantinya memberi keselamatan. Islam adalah agama yang sempurna maka mati dalam keadaan Islam dan mengucapkan kalimat terakhir yaitu lailaha illallah
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621). Waalahu ‘alam bi shawab. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.