MANUSIA tidak akan pernah luput dari salah dan dosa. Begitu pula dalam melakukan hal-hal yang memang berkaitan dengan keimanan. Yang tadinya ingin meningkatkan kualitas iman, tapi karena mudahnya manusia itu untuk terperangkap ke jalan yang salah, maka malah kita mendapatkan kerusakan pada iman.
Itulah hal yang paling berat dalam hidup kita. Hanya saja, Allah SWT telah memberikan keringanan bagi setiap hamba-Nya.
Bila kita khilaf melakukan perkara yang dilarang oleh Allah, Allah SWT telah mempersiapkan penebusnya.
Berikut ada tiga penebus jikalau sampai terjadi khilaf.
Pertama, menyempurnakan wudhu ketika hawa sangat dingin. Hal itu karena beratnya menjalankan ketiga hal ini, pertama menyempurnakan wudhu dalam kondisi sangat dingin.
Artinya, seseorang yang dengan gigih melawan rasa dingin demi mengambil air wudhu yang akan dipergunakannya untuk beribadah menunjukkan kegigihannya mengedepankan pengabdian kepada Allah SWT mengalahkan kepentingannya sendiri. Bahkan rasa dingin yang menusuk tulangnya itu sama sekali tidak diindahkannya.
Kedua, melangkahkan kaki untuk shalat jama’ah. Artinya, menyengaja dengan niat penuh melaksanakan shalat jama’ah. Sesungguhnya shalat jama’ah itu keutamannya dua puluh tujuh kali dibandingkan dengan shalat sendiri.
Begitu pentingnya posisi shalat jama’ah hingga Allah SWT menjanjikan fadhilah yang sangat tinggi karena shalat jama’ah yang pada dasarnya merupakan urusan dengan Allah SWT, ternyata mengandung hikmah yang sangat luas.
Di antaranya dengan shalat jama’ah seseorang akan berjumpa dengan sesama muslim lain yang memungkinkan terjalinnya silaturrahim antar mereka. Selain itu shalat jam’ah juga dapat menjadi tanda syiar dan kokohnya agama Islam. Sehingga pemeluk agama lain akan merasa kagum dengan solidaritas dan ketaatan umat muslim yang selalu berkumpul lima kali dalam sehari.
Ketiga, sengaja menunggu waktu shalat ketika telah usai melaksanakan shalat. Ketiga hal ini dianggap pahalanya mampu menggantikan -meskipun tidak berarti menghapus- berbagai kekhilafan yang telah terjadi. Dan yang terakhir adalah menunggu waktu shalat tiba setelah melakukan shalat.
Maksudnya adalah ketika seseorang usai dengan shalat maghrib lalu tidak menggeser diri dari masjid/mushalla dengan tujuan menunggu shalat isya, maka itu adalah bukti pengorbanan seseorang untuk mengutamakan urusan ibadah di atas urusan lainnya. Artinya dengan menunggu waktu shalat selanjutnya, seseorang berarti menghentikan kegiatan lainnya dan segala urusannya hanya untuk menghadap kepada Allah SWT.
Sebesar-besarnya doa manusia apabila dia mau bersungguh-sungguh untuk bertaubat nasuha kepada Allah SWT maka Allah Ta’ala pasti akan mengampuni dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Dan semoga Allah Ta’ala tiada henti-hentinya mencurahkan rahmat serta salam-Nya kepada kita semua. Wallahu a’lam bisshawab. []
Sumber: pesantrenonline