GAZA–Kelompok-kelompok Palestina di Gaza telah membatalkan aksi unjuk rasa massal yang direncanakan pada 30 Maret di sepanjang perbatasan dengan Israel. Aksi ini dibatalkan di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona di wilayah berpenduduk padat, kata penyelenggara pada Sabtu, (28/3/2020) Reuters melaporkan.
Demonstrasi itu diadakan pada 30 Maret untuk menandai ulang tahun kedua dari apa yang disebut “Great March of Return” yang telah memicu protes mingguan oleh warga Palestina yang berusaha mendapatkan kembali akses ke tanah, sekarang di Israel, dari mana leluhur mereka terpaksa mengungsi selama ciptaan negara pada tahun 1948.
BACA JUGA: Tangani Corona, Gaza Butuh Dana 23 Juta USD
“Kami menyerukan kepada orang-orang kami untuk tidak pergi ke aksi unjuk rasa massal pada 30 Maret dan tinggal di rumah untuk menjaga keselamatan orang-orang kami dalam menghadapi pandemi yang mematikan ini,” kata Khaled al-Batsh, seorang anggota senior Islam Kelompok militan jihad.
Sebaliknya, Batsh meminta warga Gaza untuk menandai hari itu dengan mengibarkan bendera Palestina di atap rumah mereka dan membakar bendera Israel.
BACA JUGA: Corona di Palestina: 84 Suspect, 1 Meninggal
Menurut pejabat medis Gaza, 215 warga Palestina telah terbunuh oleh tentara Israel yang menembak dari sisi lain perbatasan selama protes, dengan 8.000 lainnya menderita luka tembak. Dalam beberapa bulan terakhir, protes mingguan lebih kecil telah digelar di wilayah Gaza. []
SUMBER: MEMO