SEORANG pemuda berusia 20 tahun di Garut menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) corona usai pulang dari Bogor. Pemuda yang berasal dari Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, itu pulang kampung dari tempat bekerjanya di Bogor pada Rabu (18/3/2020).
Ketika pulang ke Garut, dia sempat pergi ke salah satu puskesmas untuk berobat karena mengeluh sakit gigi dan demam.
Pada Kamis (26/3), pemuda tersebut pun dilakukan pemeriksaan epidemiologi oleh petugas kesehatan. Saat itu, dia mengeluh gejala demam, sakit tenggorokan, sesak nafas, lemah, nyeri otot, mual, sakit menelan, dan susah makan.
BACA JUGA: Polisi Tangkap 5 Warga Gowa yang Tolak Pemakaman PDP Corona
Pasien itu kemudian dirawat selama dua hari di salah satu puskesmas itu. Pada Sabtu (28/3), pemuda itu dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut. Juru bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Garut, Ricky R. Darajat, mengatakan pada saat itu kondisi pasien memiliki gejala corona. Pasien pun dirawat di ruang isolasi corona RSUD Garut.
Beredar informasi yang menyebut pasien itu sejak di Bogor sudah sakit. Namun hal itu dibantah oleh Ricky.
Ricky menyebut bahwa pemuda tersebut pulang dalam kondisi biasa, tapi sempat dirawat di puskesmas.
“Dia punya penyakit penyerta,” ujar Ricky. Namun ia tak menjelaskan penyakit penyerta apa yang diderita pasien itu. Sempat Kabur dari Ruang Isolasi RSUD Garut Merasa tak betah berada di ruang isolasi RSUD Garut, pemuda itu kabur ke rumahnya di Kecamatan Cigedug.
Komandan Koramil Bayongbong, Kapten Infanteri Jaja, yang juga mengevakuasi pemuda itu dari rumahnya, menyebut pasien tersebut kabur karena merasa takut dirawat di rumah sakit.
Jaja mengisahkan saat itu, pemuda tersebut sedang dirawat pura-pura izin pergi ke toilet yang lokasinya cukup jauh dari ruang isolasi.
“Kata pasien ini memang di ruang isolasi tidak ada toilet. Sebetulnya di rumah sakit juga orang tua pasien ini ada menunggu di luar, tapi pasien ini tetap kabur,” kata Jaja.
Jaja melanjutkan, dari pengakuan pasien, saat kabur ia mengaku menggunakan elf dan ojek untuk bisa sampai di rumahnya. Sementara, nasib penumpang elf dan sopir ojek yang ditumpangi PDP corona ini sedang dilacak oleh Dinkes Kabupaten Garut.
Pada Ahad (29/3), pemuda itu dijemput oleh Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Garut dibantu dengan TNI dan sejumlah aparat keamanan. Pemuda itu dibawa lagi ke RSUD Garut. Pemuda tersebut meninggal dunia pada pada Rabu (1/4) sekitar pukul 23.00 WIB.
BACA JUGA: Klaim Zero Kasus, Turkmenistan Larang Penggunaan Kata Coronavirus
Wakil Direktur RSUD dr Slamet Garut, Een Suryani mengungkapkan pemuda itu belum dinyatakan positif corona lantaran masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.
Sample swab pemuda itu baru diambil pada 27 Maret 2020 dan langsung dikirim ke Labkesda Provinsi Jawa Barat di Bandung.
Een mengatakan pemuda itu meninggal karena dipicu penyakit bawaan. Dia tak menyebut jenis penyakitnya. Menurut Een, saat masuk ke RSUD Garut, pemuda itu sudah mengalami demam, batuk, dan sakit tenggorokan. []
SUMBER: KUMPARAN