Oleh: Evi Shofia
evishofia95@gmail.com
MEREBAKNYA kasus Covid-19 di seluruh dunia termasuk di Indonesia telah memicu kekhawatiran miliaran penduduk di seluruh dunia. Bagaimana tidak, virus ini menyebar begitu cepat, masif dan sudah banyak korban bergelimpangan.
Di Indonesia kasus konfirmasi positif covid-19 kian meningkat, update data per 02 April 2020 sebanyak 1790 orang positif, 112 orang sembuh dan 170 orang meninggal (Tirto id). Manusiawi jika menyebabkan kepanikan dimana-mana. Jika tak punya iman, akan stres menghadapi ini semua. Mendengar dan melihat langsung orang-orang yang terpapar virus ini akan menambah keresahan. Apalagi jika orang-orang terdekat, saudara atau teman yang terpapar, pasti galau tingkat dewa. Semua kejadian di dunia ini, sekecil apapun adalah atas izin Allah.
BACA JUGA: MUI Imbau agar Tak Mudik saat Pandemi Corona, Ini Tanggapan Aa Gym
Berbeda halnya pada diri seorang mukmin, ada benteng keimanan yang kokoh. Benteng yang akan mampu memantulkan sikap yang benar tatkala menghadapi musibah, yaitu ikhtiar, sabar dan tawakal. Sadar sepenuhnya bahwa manusia sangatlah lemah tanpa kekuatan dari Allah.
Allah utus makhluk tak kasat mata untuk menumbangkan kepongahan manusia. Allah kirim mereka untuk memberi pelajaran berharga tentang kehidupan. Dan itu semua hanya “pendahuluan” dari azab Allah yang maha dahsyat. Akankah manusia taat atau tetap ingkar? Jika dengan virus ini tak bisa membuat manusia taat, dengan apalagi Allah akan menghukum kita?
Lalu, bagaimana seorang muslim bersikap terhadap musibah yang tengah melanda ini? Berikut tiga sifat yang harus dimiliki seorang Muslim dalam menghadapi virus Corona:
Pertama, berikhtiar optimal untuk selalu hidup sehat sebagai upaya menghindari wabah yang sedang melanda. Menjaga kebersihan badan dengan selalu menjaga wudhu, mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan berolah raga supaya stamina selalu fit.
Kedua, berprasangka baik kepada Allah. Seorang mukmin yakin terhadap qadha Allah, baik dan buruknya. Selalu berhusnudzan kepada Allah. Bahwa apapun yang terjadi, pasti ada kebaikan di dalamnya karena Allah amatlah sayang terhadap hamba-Nya. Hidup seorang mukmin itu luar biasa, jika ditimpa musibah, bersabar. Jika mendapat kebaikan bersyukur. Sikap husnudzan dan optimis dalam kehidupan akan berdampak pada kesehatan. Sikap mental yang pesimis bahkan stress menghadapi wabah ini akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Dalam kondisi itu, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamine dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Dengan begitu tubuh akan rentan terserang penyakit (CNN Indonesia, 1/11/2018)
Ketiga, sabar dan tawakkal. Sabar menghadapi wabah ini, sambil terus memohon ampun kepada Allah atas semua kesalahan dan dosa. Lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, memperbanyak sedekah dan amar ma’ruf nahi mungkar. Yakin sepenuhnya bahwa hanya atas izin Allah musibah ini terjadi. Tak ada tempat berlindung yang paling aman kecuali bersandar kepada Allah. Memasrahkan semuanya kepada Allah diiringi dengan upaya menerapkan hidup sehat, karena Islam adalah agama asbabiyah. Apapun yang terjadi pasti sesuai sunnatullah.
BACA JUGA: Shalat Hajat di Tengah Pandemi Corona
Allah SWT berfirman dalam QS. Albaqarah ayat 155-156 (yang artinya): “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.'”
Demikianlah seharusnya seorang muslim bersikap, tidak abai tidak pula lebay terhadap pandemi ini. Tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri dan tak lupa tawakkal kepada Allah. Maka apapun yang dihadapi dalam kehidupan, akan terasa ringan, akan mampu menuai pahala dari sikap yang tepat, mengumpulkan pundi-pundi amal untuk kehidupan kelak yang abadi. Wallahu a’lam Bisshawab. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.