TEL AVIV–Perusahaan rudal Israel kini terpaksa ‘pensiun’ memproduksi senjata dan menggantinya dengan memproduksi massal ventilator. Langkah ini diambil untuk mengatasi kekurangan alat bantu pernapasan yang dipicu oleh wabah virus corona Covid-19.
Langkah pengubahan pengubahan fungsi pabrik-pabrik rudal menjadi pabrik ventilator ini telah dikonfirmasi pihak Kementerian Pertahanan Israel.
BACA JUGA: Pengangguran di Israel Capai 1 Juta Orang, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Data pada Jumat (3/4/2020) menunjukkan Israel memiliki 6.857 kasus infeksi Covid-19 dengan 36 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 338 pasien berhasil disembuhkan.
Menteri Pertahanan Naftali Bennett telah memperingatkan bahwa Israel hanya memiliki 2.000 ventilator dan membutuhkan lebih banyak alat pernapasan untuk membantu para korban pulih dari Covid-19.
Negara-negara di seluruh dunia telah melaporkan kekurangan ventilator dan beberapa di antaranya bergantung pada perusahaan swasta dan militer mereka untuk meningkatkan produksi alat bantu pernapasan tersebut.
Inisiatif Israel ini adalah kolaborasi antara Kementerian Pertahanan, perusahaan negara Israel Aerospace Industries (IAI) dan pembuat alat medis Inovytec.
BACA JUGA: Menteri Kesehatan Israel dan Istrinya Positif Covid-19
“Pagi ini, jalur produksi diresmikan di departemen produksi rudal rahasia IAI, setelah itu puluhan ventilator diuji dan dirakit,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Ynet.
Menurut pernyataan tersebut, sekitar 30 ventilator telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Israel. Pernyataan itu tidak menunjukkan berapa banyak mesin yang direncanakan untuk diproduksi setiap hari atau apakah itu dibuat untuk ekspor juga. []
SUMBER: SINDO