AMERKA SERIKAT–Amani Al-Khatahtbeh, mencetak sejarah sebagai wanita Muslim pertama yang mencalonkan diri untuk jabatan federal di negara bagian New Jersey, Amerika Serikat (AS). Pada Sabtu (4/4/2020), pendiri situs MuslimGirl.com itu mengumumkan akan melakukan kampanye digital di tengah pandemi Covid-19 melalui media sosial miliknya.
Wanita 27 tahun itu mengatakan, publik AS membutuhkan perubahan progresif.
Dalam akun Instagram pribadinya, ia mengunggah serangkaian foto hitam dan putih yang menggambarkan siapa apa yang dia inginkan.
“Hai. Saya Amani. Saya adalah wanita Muslim pertama yang memberikan suara untuk kantor federal dalam sejarah New Jersey. Dan saya mencalonkan diri sebagai anggota kongres di distrik 6 untuk mewujudkan demokrasi,” tulisnya, seperti dikutip di situs Tribune, Selasa (7/4/2020).
BACA JUGA: Cetak Sejarah di Inggris, Wanita Muslim Ini Terpilih Jadi Walikota Massachusetts
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, wanita yang juga Youtuber sekaligus influencer itu juga bersuara soal pentingnya menyoroti keadaan masyarakat yang kurang terwakili di Amerika.
“Momen ini adalah pengingat bahwa kita tidak bisa lagi menunggu perubahan tambahan. Kepemimpinan kami harus menempatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga pekerja serta yang paling rentan di antara kami, sebagai pusat kebijakan,” kata Al-Khatahtbeh.
Selanjutnya, hijaber nyentrik ini mengaku merasa bangga karena dapat mewakili koalisi komunitas yang kurang terwakili dalam pertarungan bersejarah untuk hidup warga New Jersey.
Kampanye Al-Khatahtbeh 2020 akan fokus memperjuangkan tujuan-tujuan liberal di Amerika. Termasuk Green New Deal, Medicare for All, pengampunan hutang pelajar, dan reformasi peradilan pidana.
Sebagai generasi pertama Amerika, aktivis sosial muda yang kerap menulis soal mode hingga politik ini telah berbagi pengalamannya tumbuh dewasa pasca 9/11 dengan orang tua imigran.
BACA JUGA: Muslim Cetak Rekor Menangkan Kursi Anggota Parlemen di Pemilu Kanada, Ini Beberapa Profilnya
Berbicara tentang budaya Islamophobia saat ini, dalam wawancara bersama Forbes tahun 2017, Al-Khatahtbeh mengatakan, melalui empati orang-orang mengerti bahwa retorika kebencian yang menargetkan Muslim atau minoritas lain, tidak terjadi dalam ruang hampa. Retorika kebencian ini memiliki konsekuensi kehidupan dan kematian yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hanya orang-orang yang memiliki empati yang dapat benar-benar memahaminya.
“Itulah yang membuat saya menulis cerita. Saya pikir cerita adalah cara terbaik bagi kita untuk meningkatkan empati itu, memanusiakan kita, dan membuat hubungan itu terjadi. Sungguh, cerita lah yang menyatukan kita, bukan? Itu adalah pengalaman manusiawi yang kita bagikan, yang benar-benar menyatukan kita,” lanjutnya.
Dari kiprah dan jejak langkahnya, Al-Khatahtbeh kini bisa disejajarkan dengan sederet wanita muslim lainnya yang telah sukses mengukir nama mereka di dunia politik AS. []
SUMBER: TRIBUNE