Oleh: Muhammad Rahman., M.IRKH
Alumni International Islamic University Malaysia, dan Tim Asatidz Tafaqquh
alghifarieq@gmail.com
PADA tahun 2009 dunia dihebohkan dengan kehadiran 2009 H1N1 Swine Flu yang telah membunuh sekitar 151.700 dan 575.400 orang dan menginfeksi kurang lebih 1.4 Miliar penduduk dunia (lihat: Centers for Disease Control and Prevention).
Satu decade berikutnya (2019), dunia kembali dikejutkan dengan Pandemic yang tidak kalah ganasnya, COVID 19 (corona virus disease 2019). Hingga artikel ini ditulis, wabah global ini telah menelan lebih kurang 53,214 korban jiwa, dengan total lebih 1 juta kasus di 203 negara per 3 April 2020 (lihat: www.wordlmeters.info/coronavirus/).
Merujuk angka di atas, tidak heran kemudian wabah penyakit ini mengundang kepanikan yang luar biasa di tengah populasi dunia hari ini. Namun demikian, sebagai seorang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadr Allah, bahwa tidak ada satupun perkara yang terjadi kecuali itu adalah satu ketetapan dari Allah yang maha bijaksana.
Maka dalam hal ini, orang yang beriman haruslah tetap berbaik sangka dan tidak putus asa terhadap apa yang menimpanya. Rasa takut dan khawatir adalah satu perasaan yang lazim apabila kemudian diletakkan di tempatnya secara proporsional dan diterjemahkan secara wajar. Berikut adalah beberapa petuah yang disarikan dari kitab Ibnu Hajar Al-Asqalani agar kita tetap bisa bertindak secara wajar dan terukur dalam menyikapi Covid 19 ini.
TA’ZIAH UNTUK PASIEN POSITIF COVID 19
Di dalam kitab yang berjudul “Badzlu Al-Ma’un fi Fadhli At-Tha’un” tepatnya pada bab “ Dzikru Al-Adabu Al-Mutta’alliqah biman Ashabahu At-Tha’un aw Ghairuhu min Al-Asqam” (hal: 345-351), beliau menukilkan beberapa nasehat untuk seseorang yang tertimpa wabah (Tha’un, Swine Flu, SARS, dan Corona) atau penyakit lainnya:
1. Meminta Kepada Allah agar Disembuhkan dan Dijauhkan dari Penyakit yang Menimpa
Petuah pertama bagi pasien Covid 19 adalah, meminta kesembuhan kepada Allah -subhanahu wata’ala-. Meminta kesembuhan ini diterjemahkan dengan berdoa dan melakukan langkah-langkah ikhtiar antipatif, preventif, serta solutif, baik yang bersifat medis seperti berobat ke dokter, pakar Thibbun Nabawi, Herbal dan sarana lainnya yang dibenarkan oleh syariat. S
ebagaimana bertawakkal adalah perintah Allah, Ikthiar juga merupakan perintah Allah, ini dibuktikan dengan sabda Rasulullah riwayat Imam At-Tirmidzi kepada salah seorang lelaki yang membiarkan untanya tanpa diikat, lalu nabi berkata: “Ikatlah untamu, dan tawakkallah”. Dalam hadist yang lain nabi bersabda: “Wahai Abbas, perbanyaklah doa minta kesehatan kepada Allah” (HR. Al-Hakim).
2. Bersabar dan Ridha atas Ketetapan Allah -Subhanahu Wata’ala-
Seiring dengan ikhtiar yang kita dilakukan hendaklah memperbanyak sabar kepada Allah. Dalam riwayat Imam Al-Bukhari, Rasulullah bersabda ketika menjawab pertanyaan Istri beliau Sayyidatu ‘Aisyah tentang Tha’un (wabah): Sesungguhnya ia (tha’un) adalah adzab yang dikirimkan Allah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah menjadikan Tha’un itu sebagai rahmat bagi orang yang beriman, dan tidaklah seorang hamba ditimpa Tha’un lalu kemudian dia berdiam di negerinya (stay at home/Isolasi/lockdown) dalam keadaan sabar dan mengharapkan pahala, serta meyakini bahwa tidak ada suatu apapun yang menimpanya kecuali sesuatu yang telah Allah tetapkan untuknya, kecuali Allah pasti akan memberikan kepadanya seperti pahala Syahid (HR. Al-Bukhari).
Kemudian dalam hadits riwayat imam Muslim dikatakan, bahwa Rasulullah bersabda: “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).
3. Berbaik Sangka Kepada Allah -Subhanahu Wata’ala-
Petuah ketiga yang disampaikan Ibnu Hajar adalah, tetap berbaik sangka kepada Allah -subhanahu wata’ala- dalam kondisi apapun. Sebagai seorang hamba yang dilahirkan bahkan tanpa sehelai benangpun, maka tidak pantas kita memiliki prasangka buruk kepada Allah yang maha Indah, maha bijaksana, maha adil, dan maha penyayang kepada hamba-Nya.
Jika berprasangka baik kepada saudara sesama manusia yang banyak salah saja kita diperintahkan, apalagi kepada Allah, dzat yang menciptakan kita yang mustahil melakukan kesalahan atau kezhaliman terhadap hamba-Nya. Rasulullah menegaskan pentingnya prasangka baik kepada Allah: “Janganlah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali ia dalam kondisi berbaik sangka kepada Allah” (HR. Muslim).
Bagaimana mungkin kita tidak berbaik sangka kepada Allah, bukankah kita ini milik-Nya. Dan itu pula yang merupakan ikrar kita di setiap Iftitah sholat yang kita baca, “Sesungguhnya shalatku, ibadahaku, hidupku, dan matiku, adalah milik Allah”.
Maka bagaimana bisa kita mempertanyakan kenapa Allah mengambil kesehatan kita, sementara nyawa kita pun adalah milik-Nya. Dan perlulah kita insafi, bahwa setiap keputusan Allah adalah kebaikan bagi orang yang beriman kepada-Nya.
Sebagaimana wabah ini adalah wasilah untuk kita bertemu Allah dalam keadaan syahid sebagaimana yang disabdakan baginda Rasulullah.
PETUAH UNTUK YANG TIDAK TERKENA COVID 19
Berikut adalah beberapa petuah yang bisa dilakukan untuk yang belum terkena Covid 19, di antaranya:
1. Menjaga Kebersihan dan Mengkonsumsi yang Halalan Thayyiban
Bagi yang belum terpapar ataupun sudah terinfeksi covid 19, agar membudayakan gaya hidup bersih, melazimkan wudhu, cuci tangan, mandi dua kali sehari, membersihkan perkarangan rumah, dan tempat kediaman lainnya.
Rasulullah menjelaskan dalam sabdanya tentang betapa pentingnya kebersihan dalam Islam, beliau bersabda: “kebersihan itu sebagian dari Iman” (HR. Muslim). Di samping menjaga kebersihan, pastikan tubuh kita mendapat asupan gizi dan vitamin yang halalan thayiiban. Allah berfirman: “makan dan minumlah apa yang ada di bumi yang halal lagi baik (thayyiban). (QS. Al-Baqarah: 168).
2. Hindarkan Kontak Fisik (Physical Distancing)
Dalam menghadapi Covid 19 yang penularannya begitu massif baik lewat kontak fisik ataupun droplets, maka sudah seyogyanya setiap individu Muslim agar menghindari segala bentuk perkumpulan, kerumunan, tempat wisata dan titik kumpul lainnya.
Selain sebagai ikhtiar, ia adalah sebagai bentuk pengamalan kita terhadapa kalam hikmah yang berbunyi “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Dan perintah physical distancing atau Isolasi ini pun sudah diperintahkah oleh Nabi di wilayah yang terkena wabah penyakit menular.
Sebagimana beliau bersabda: “Larilah dari wabah Kusta sebagaimana larinya engkau dari singa” (HR. Al-Bukhari). Maka, hendaklah setiap individu yang belum terkena wabah ini agar menjauhkan diri dari kontak fisik sampai virus ini kemudian mereda.
Perintah agar lari dari penyakit menular ini adalah sesuatu yang disabdakan nabi, maka siapa yang mengamalkannya maka in syaa Allah ia menjadi suatu ibadah di sisi Allah -subhanahu wata’ala-.
3. Berdoa agar Dijauhkan dari Penularan Wabah
Setelah kita berikhtiar dengan segala upaya, berikutnya kita tutup dengan tawakkal dan doa kepada Allah. Seandainya setelah kita menjalani segala bentuk langkah pencegahan di atas, dan kita masih terinfeksi, maka ketahuilah itu adalah ketetapan dari Allah yang mengandung hikmah yang wajib kita terima dengan ikhlas dan penuh ridha.
Karena dengan ikhlas dan ridhanya kita akan menjadikan sakit ini sebagai wasilah penghapus dosa, dan mudah-mudahan wafatnya akan membuahkan syahadah di sisi Allah yang maha penyayang. Di antara lafaz do’a yang bisa dibaca adalah:
اَللَّهُمَّ ادْفْع ْعَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِيْنَ الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ الْمِحَنَ وَاْلفِتَنَ وَالسُّوْءَ وَالزّنِاَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Ya Allah, jauhkanlah kami dan kaum muslimin, dari resesi (kemerosotan) ekonomi, bencana dan wabah, perbuatan keji dan munkar, kezhaliman, serangan dan ancaman yang beraneka ragam, keganasan, kesulitan yang berat, fitnah, keburukan, zina, baik yang tampak maupun yang tersembunyi dari negara kami (Indonesia) khususnya, dan negara-negara Islam pada umumnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word