MENJADI orang yang kaya, tentu menjadi impian bagi setiap manusia. Karena orang yang kaya bisanya identik dengan hidup yang mewah. Kebahagiaan dapat diraih dengan begitu mudah, Masalah terasa tidak pernah hadir dalam hidupnya.
Jika ingin menjadi orang kaya maka harus mengikuti atau meniru dari orang-orang yang memang dianggap kaya. Bukan hanya kaya, tapi bisa menunjukkan jalan keselamatan bagi kita. Banyak sosok Muslim yang dikenal sebagai orang yang kaya, namun juga bertakwa.
Sulit dipungkiri dan diingkari bahwasanya, para teladan itu mulai dari A sampai Z adalah orang-orang kaya. Ini adalah fakta sejarah.
• Pernahkah Nabi Muhammad itu miskin? Pernah, tapi hanya sebentar. Yang sesungguhnya, ia lebih lama kaya daripada miskin. Jika Anda tidak percaya, ini dia buktinya:
– Ia menjadi pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi pengusaha selama 25 tahun.
– Ia berdagang ke luar negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Yaman, Syiria, Busra, Iraq, Yordania dan Bahrain.
– Ia menyerahkan puluhan unta muda untuk mas kawin dan itu setara dengan ratusan juta rupiah.
– Ia memiliki banyak unta perah dan 20 untanya pernah dirampas oleh Uyainah dan Hishn.
– Ia memiliki unta pilihan (al-qashwa) dan keledai pilihan untuk memudahkan perjalanan dan perjuangan.
– Hanya saja, ia sederhana. Makanya ia memiliki makanan, pakaian dan alas tidur yang alakadarnya.
• Adakah sahabat Nabi yang tidak kaya? Di antara empat sahabat terdekat Nabi, ternyata hanya Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya.
Umar bin Khaththan mewariskan 70.000 properti senilai triliunan rupiah. (Silahkan bacar buku Fiqih Ekonomi Umar karya Dr. Jaribah).
Utsman bin Affan mewariskan properti sepanjang wilayah Aris dan Khibar senilai triliunan rupiah.
• Bagaimana dengan sahabat lain? Di antara sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, ternyata hamper semuanya orang kaya. Salah satunya Abdurrahmn bn Auf). Meski sering bersedekah besar-besaran, namun ia masih mewariskan harta senilai triliunan rupiah.
• Bagaimana dengan istri kesayangan Nabi, Siti Khadijah? Ternyata ia lebih kaya daripada Nabi.
• Islam dibawa masuk ke Indonesia oleh para pedagang. Mereka adalah orang-orang kaya.
• Pimpinan Wali Songo, Maulana Maghribi adalah orang kaya.
• Pendiri NU dan Muhammadiyah adalah orang-orang kaya.
• Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan negeri ini adalah sekumpulan orang kaya.
Yap, menjadi kaya a la Nabi, inilah yang dimaksud dengan warisan Nabi. Mengetahui hal ini, maka secara terang-terangan disarankan:
1. Jika memang Anda mencintai Nabi dan para sahabat, maka jangan kecewakan mereka. Teladani mereka! Pastikan Anda kaya!
2. Jika memang Anda ingin membalas jasa pimpinan Wali Songo dan Serikat Dagang Islam, maka jangan kecewakan mereka. Teladani mereka! Pastikan Anda kaya!
3. Bagi Anda warga NU, jangan kecewakan Hasyim Asyari. Teladani dia! Pastikan Anda kaya!
4. Bagi Anda warga Muhammadiyah, jangan kecewakan Ahmad Dahlan. Teladani dia! Pastikan Anda kaya!
Setengah bergurau, seorang teman kami menyindir dengan telak, “Kalau ada seorang muslim yang membiarkan diirnya miskin, berarti dia telah membangkang dan mengkhianati teladan-teladannya! Bukankah teladan-teladannya kaya? Bukankah teladan-teladannya menyuruhnya untuk kaya?
Tulisan ini bukan berarti menyindir, akan tetapi menyadarkan Anda bahwa menjadi kaya itu perlu untuk dilakukan. Yakni dengan terus berusaha memohon kepada Allah dan perbanyak sedekah, langkah untuk menjadi orang kaya akan semakin dekat. Peluang terbuka lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin menjadi kaya. Bukan hanya harta lho, tapi kaya hati pula. []
Sumber: Percepatan Rezeki dalam 40 Hari dengan Otak Kanan/Karya: Ippho ‘Right’ Santosa/Penerbit: Elez Media Computindo