MALAYSIA–Seorang wanita dengan kekurangan fisik menjadi perbincangan setelah ikut berkontribusi dalam penanganan virus Corona. Meski tidak tidak memiliki tangan, voluntir bernama Norfarrah Syahirah Shaari ini bisa menjahitkan APB untuk para tenaga kesehatan.
Norfarrah adalah wanita asal Malaysia. Wanita berusia 32 tahun itu menjadi inspirasi karena ikut menjadi salah satu dari 25 voluntir yang menjahitkan APD untuk rumah sakit dan klinik di Teluk Intan. Meski menjahit dengan kaki, Norfarrah tampak handal dalam melakukannya.
BACA JUGA: Sejumlah Ilmuwan Prediksi Puncak Corona di RI pada Bulan Juli
Dilansir Berita Harian, Norfarrah bisa menjahitkan hingga delapan APD dalam sehari menggunakan kedua kakinya. Ia sendiri sudah mulai belajar menjahit sejak delapan tahun lalu ketika butuh membuat baju spesial untuk dirinya sendiri.
“Menjahit dengan kaki mungkin terlihat sulit tapi kamu hanya butuh banyak kesabaran. Banyak orang bertanya bagaimana akan bisa memasukkan benang ke dalam jarum. Untukku, itu sama saja dengan bagaimana penjahit lain melakukannya, kecuali aku menggunakan kaki. Aku biasanya hanya butuh satu detik untuk memasukkan benang ke jarum,” ungkapnya.
Proyek ini dibuat oleh Komuniti Teluk Intan di mana Norfarrah adalah asisten admistratifnya. Pembuatan APD untuk para tenaga medisi pun merupakan bagian dari programnya yang diberi nama #DariKomunitiUntukKomuniti. Dikatakan jika mereka tidak berkumpul ketika membuatnya namun membagi-bagi tugas untuk dikerjakan di rumah.
“Kami akan mengumpulkan semua APD pada Senin sebelum mendistribusikannya kepada para (tenaga medis) di garda terdepan. Aku merasa bangga bisa menjadi bagian dari program ini dan ini adalah hal kecil yang kami bisa lakukan untuk membantu pekerja medis,” kata Norfarrah.
BACA JUGA: Dianggap Bawa Corona, Pemuda Ini Diusir Warga saat Pulang Kampung
Norfarrah pun bukan pertama kalinya mencuri atensi publik. Tahun lalu, ia juga jadi pemberitaan karena videonya sedang menyetir jadi viral. Meski tidak punya kaki, Norfarrah mengaku tak ingin membebani orang lain sehingga belajar mengemudi sendiri.
“Terima kasih untuk semua yang sudah percaya dan mendukungku. Ada orang-orang lain dengan keterbatasan di luar saja yang punya kemampuan spesial. Tapi yang paling penting, mereka kuat dan mereka bekerja keras untuk membuktikan bahwa punya keterbatasan bukan alasan untuk membebani orang lain,” tutur Norfarrah. []