SUATU hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditemani Al-‘Abbas bin Abdul Muthalib —yang saat itu masih menganut agama kaumnya (musyrik), hanya saja dia ingin menjaga dan mengawal keponakannya dan memastikan apa yang terjadi— menemui rombongan dari kaum Anshar.
BACA JUGA: Kisah Sujudnya Kaum Musyrikin saat Rasulullah Membaca Alquran
Tatkala Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam duduk, tiba-tiba Al-‘Abbas bin Abdul Muthalib berkata kepada khalayak, “Wahai orang-orang Al-Khazraj —orang-orang Arab menyebut perkampungan Anshar dengan nama Al-Khazraj baik Al-Khazraj atau Al-Aus— sesungguhnya Muhammad adalah keluargaku. Kami telah melindunginya dari teror kaum kami. Ia berada dalam keadaan terhormat di tengah kaumnya dan jaminan keamanan di negerinya. Namun ia lebih suka berkumpul dan menyatu dengan kalian. Jika kalian yakin bisa melindunginya dari orang-orang yang menentangnya dan mengangkat tinggi-tinggi dakwahnya, maka silahkan lanjutkan tugas kalian. Namun jika sebaliknya, kalian malah menelantarkannya setelah ia bergabung kepada kalian, maka sejak kini biarkanlah dia, karena ia adalah seorang terhormat di tengah kaumnya yang mendapatkan perlindungan dan keamanan dari kaumnya dan negerinya.
Orang-orang lalu berkata menanggapi ucapan Al-‘Abbas bin Abdul Muthalib, “Kami telah mendengar ucapanmu kini kami akan mendengarkan ucapan Rasulullah!” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media