Oleh : Evi Shofia
evishofia95@gmail.com
RAMADHAN sebentar lagi tiba. Bulan penuh rahmat, barokah dan ampunan. Bulan yang dinanti seluruh muslim sedunia. Bulan yang hari-harinya bertabur pahala, malamnya pun penuh keberkahan. Semua aktifitas yang lillah berlipat pahalanya di bulan ini. Tak ada yang sia-sia, kebaikan sekecil apapun diganjar dengan pahala berlipat.
Maka menjadi suatu keniscayaan bagi seluruh umat Islam untuk menyambut bulan ini dengan penuh sukacita. Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda :
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan dari kebaikan (HR. Ahmad)
Bulan ramadhan menjadi inspirasi kebaikan bagi siapa saja yang hatinya terpaut dengan Allah. Inspirasi untuk berbagi, berbagi apa saja, bisa harta, bisa pula ilmu. Ramadhan 1440 yang lalu, banyak kegiatan yang bisa dilakukan secara berjamaah.
Dengan semangat ramadhan semua turut andil dalam berbagai aktivitas penuh berkah, dari yang tua hingga anak-anak. Masjid di kampung-kampung pun tak mau ketinggalan momen berharga ini. Setiap ba’da subuh berjamaah, emak-emak yang sudah tak muda lagi, belajar tahsin tilawah alquran dengan dibimbing ustadz. Yang muda pun tak kalah semangat, berbaur bersama-sama belajar.
Sore harinya, giliran santri-santri mungil yang belajar tahsin, hingga berbuka bersama dengan para asatidz. Ini berlangsung setiap hari selama Ramadhan, belum lagi acara kajian-kajian Ramadhan yang menjamur dimana-mana. Seolah, semua berlomba mengumpulkan pundi-pundi pahala.
Namun, Ramadhan kali ini berbeda, kegiatan yang melibatkan banyak orang ditiadakan., termasuk tarawih berjamaah dan tadarus alquran. Sedih sekali, pasti. Ramadhan di tengah pandemi Covid_19 tidak akan sesemarak tahun yang lalu. Situasi pandemi ini membuat umat muslim perlu beradaptasi dengan kebiasaan ibadah yang agak berbeda, tapi tak mengurangi kualitas ibadah ramadhan.
Sebagai muslim yang menerima qadha Allah dengan husnudzon, tetap bisa mengupayakan Ramadhan yang lebih bermakna di saat wabah melanda. Persiapan fisik dan mental sangat diperlukan, karena puasa adalah ibadah fisik. Fisik yang prima dibutuhkan untuk beraktifitas optimal dan nyaman menjalani puasa. Dengan pola makan yang sehat dan istirahat yang cukup akan mendukung ibadah yang berkualitas, mengisi siang harinya dengan aktifitas amal dan malam-malamnya dengan munajat nan syahdu penuh kekhusyukan.
Selama stay at home, jadikan rumah sebagai pusat kegiatan dengan melibatkan semua anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga berperan dan bersinergi untuk mewujudkan suasana khusyuk dan penuh ketaatan. Ramadhan kali ini hanya menggeser kegiatan yang dilakukan banyak orang menjadi kegiatan ibadah di rumah masing-masing. Tentu tak mengurangi kualitasnya, bahkan bisa lebih khusyuk karena sedang mengalami pandemi Covid-19.
Amal-amal di bulan Ramadhan pun tetap bisa dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan aplikasi online, diantaranya belajar tahsin online, Bahasa Arab online, menyimak kajian online. Belajar online memang sudah marak sebelum mewabahnya Corona, dan sekarang pembelajaran tersebut bisa lebih dioptimalkan.
Adapun kegiatan-kegiatan lain yang bisa tetap dilakukan dari rumah, diantaranya
1. Tadarus alquran dengan melibatkan semua anggota keluarga.
Bisa dengan gantian membaca dan menyimak, bisa sendiri-sendiri dengan target sekian juz per hari, bisa juga dengan menetapkan target hafalan selama Ramadhan. Membaca Alquran di bulan Ramadhan pahalanya sepuluh kali lipat, bukan per ayat, tapi per huruf.
Ulama-ulama terdahulu rajin mengkhatamkan Alquran saat bulan Rhamadan, seperti Imam Syafi’i yang khatam hingga 60 kali.
2. Membaca, meningkatkan kuantitas dan kualitas bacaan bisa menjadi alternatif kegiatan selama Ramadhan.
Misal, Membaca sirah nabawiyah akan membuat semakin cinta nabi dan syariatnya. Membaca kisah sahabat dan sahabiyah akan menambah semangat untuk taat pada syariat Allah. Dan membaca tsaqofah Islam dapat menambah wawasan keislaman.
3. Menulis.
Menulis untuk meyampaikan pemahaman yang shahih juga bisa menjadi pilihan kegiatan yang bermanfaat. Menulis ajakan kebaikan adalah dakwah bilqalam. Selama masa pandemi ini, dakwah bilqalam lebih bisa digencarkan. Menyodorkan opini Islam yang shahih ke umat akan menjadi pahala jariyah.
4. Memperbanyak sedekah, siapkan maliyah untuk sedekah di bulan suci ini.
Takkan berkurang harta yang disedekahkan, terlebih di bulan ini. Banyak saudara muslim yang lain, yang sangat membutuhkan uluran tangan kita untuk bertahan hidup dimasa pandemi.
Rasulullah saw bersabda: “ Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang tersebut “ (HR. ahmad)
Kegiatan tersebut diatas sangat bisa dilakukan untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan kala pandemi Covid-19. Dengan tidak mengabaikan amalan-amalan yang lain, seperti tarawih bersama keluarga di rumah, I’tikaf dan amalan lain yang biasa dilakukan dibulan Ramadhan.
Tetaplah semangat menyambut Ramadhan, walau wabah corona ini masih menghantui kita semua. Jadikan Ramadhan sebagai momen taubatan nasuha dan introspeksi diri atas dosa yang dilakukan selama ini, sehingga Allah menurunkan peringatanNya, yang tidak hanya menimpa kaum yang berdosa saja.
Wallahu a’lam bisshawab. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.