DI Indonesia, perempuan yang bercerai dengan suaminya atau ditinggal wafat oleh suaminya dan belum nikah lagi umumnya disebut dengan perempuan janda. Di dalam bahasa Arab, perempuan janda disebut dengan ayyim atau perempuan yang tidak memiliki suami, baik karena bercerai atau ditinggal wafat suaminya.
BACA JUGA: Apa Salahnya Janda?
Di zaman Rasulullah SAW, banyak perempuan janda yang ditinggal wafat oleh suaminya, baik wafat karena berperang atau lainnya. Karena perempuan janda umumnya rentan secara sosial dan ekonomi, maka Rasulullah SAW memberikan perhatian lebih pada perempuan janda, baik dengan menikahinya, seperti Ummu Salamah, atau membantu ekonominya, maupun mendoakan kebaikan.
Rasulullah SAW sangat perhatian pada semua orang. Rasulullah tidak pernah memandang status sosial, sehingga semua mendapat kasihnya. Salah satunya kelompok yang tidak luput dari perhatian Rasulullah SAW adalah para janda. Sebab, tidak ada yang bertanggung jawab menafkahi mereka.
Selain itu, Rasulullah juga mendoakan para janda agar tidak kesulitan menjalani hidup. Doa tersebut tercantum dalam hadis riwayat Imam Ahmad
أللهُمَّ صُبَّ عَلَيْهَا الْخَيْرَ صَبًّا ، وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهَا كَدًّا كَدًّا
Allohumma shubba ‘alaihaa shobban walaa taj’al ‘aisyahaa kaddan kaddan.
“Ya Allah, limpahkan kepadanya kebaikan dengan kebaikan yang melimpah, dan jangan jadikan kehidupannya membanting tulang (sulit).”
BACA JUGA: Gadis atau Janda Wanita yang Engkau Nikahi?
kitab Al-Fathur Rabbani li Tartibi Musnad Ahmad bin Hanbal berikut;
Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah bercerita kepada Tsabit; Apakah kamu tahu apa yang didoakan Rasulullah Saw kepada Julaibib? Rasulullah SAW berdoa; Allohumma shubba ‘alaihaa shobban walaa taj’al ‘aisyahaa kaddan kaddan (Ya Allah, limpahkan kepadanya kebaikan dengan kebaikan yang melimpah, dan jangan jadikan kehidupannya membanting tulang (sulit). []
SUMBER: BINCANGSYARIAH