PEMERINTAH dan para praktisi kesehatan telah memberikan anjuran “di rumah aja” untuk memutus rantai penularan virus Corona, Covid-19. Bahkan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memaksimalkan upaya mencegah penularan Covid-19. Akibatnya, muncul kebosanan dan stres karena terus berada di rumah tanpa tahun kapan bisa beraktivitas normal seperti sediakala.
Terkait hal tersebut, dokter tim Persib Bandung, M Rafi Ghani mewanti-wanti masyarakat agar jangan terkena gejala cabin fever dan harus bisa mengelola stres di tengah penerapan PSBB.
Menurut Rafi, cabin fever adalah emosi atau perasaan sedih yang muncul akibat terlalu lama “terisolasi” di dalam rumah ataupun tempat tertentu. Selain itu, merasa terputus dari “dunia luar” juga bisa menyebabkan munculnya cabin fever.
BACA JUGA: Bintang Film Venom Serukan Muslim Tetap di Rumah Selama Ramadhan
Karena itu Rafi menyarankan agar masyarakat tetap menyempatkan waktu berolahraga di rumah di setiap harinya. Hal ini sangat penting untuk menjaga tubuh tetap bergerak dan kreativitas saat berada di rumah. Apalagi di masa pandemi Covid-19, masyarakat harus lebih waspada dengan cabin fever.
Sebab, banyak dari kita yang harus tinggal di rumah sampai waktu yang belum ditentukan, guna mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Menurut Rafi, gejala cabin fever tidak hanya sekadar merasa bosan saja. Tapi, jauh lebih serius dari itu.
Misalnya seperti mudah tersinggung, mudah putus asa, sulit berkonsentrasi, sulit bangun dari tidur, lemah lesu, sulit percaya pada orang sekitar, tidak sabaran, hingga merasa sedih dan depresi untuk waktu yang lama.
Untuk itu, Rafi menyampaikan beberapa kiat agar masyarakat mampu mencegah cabin fever sehingga kegiatan selama di rumah menjadi lebih menyenangkan.
Pertama adalah dengan memperkuat atau mendalami ilmu agama Islam selama Ramadhan.
Menurut Rafi, berada di rumah selama Ramadhan sangat baik untuk setiap keluarga bersama-sama melaksanakan rutinitas shalat berjamaah.
Shalat berjamaah lima waktu hingga shalat tarawih membuat masyarakat semakin berpikir positif dan dekat dengan Allah SWT. Selain itu, bisa menerapkan mengaji bersama atau melakukan kajian agama.
“Jangan jadikan work from home atau bekerja dari rumah sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Buatlah rutinitas yang bisa menjaga jadwal sehari-hari. Kita bisa memanfaatkan kumpul bersama keluarga dengan meningkatkan iman dan takwa,” ujarnya.
BACA JUGA: Belajar di Rumah di Tengah Pandemi
Kiat selanjutnya adalah menjaga komunikasi. Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menegaskan pentingnya komunikasi di tengah masa pandemi virus corona. Dengan adanya internet dan teknologi, kita tetap bisa bertatap muka dan ngobrol dengan orangtua, sahabat, ataupun keluarga di luar kota.
Jangan remehkan kekuatan komunikasi di tengah masa darurat virus corona ini. Sebab, tetap menjaga silaturahmi di tengah kecemasan ini, bisa membuat kita merasa tidak sendirian. Berbicara dengan teman juga dianggap sebagai cara ampuh untuk mencari solusi dari segala masalah yang dihadapi.
Selanjutnya yakni dengan ekspresikan sisi kreatif. Ekspresikan segala sisi kreatif yang kamu punya, entah itu membuat lagu, melukis, ataupun hanya memasak resep terbaru yang selama ini kamu idam-idamkan. Menjaga jiwa dan tubuh tetap “sibuk”, bisa melawan rasa bosan dan kegelisahan akibat cabin fever yang mungkin dirasakan selama berdiam diri di rumah. []
SUMBER: PIKIRAN RAKYAT