Oleh : Arwiyant, Amd
D3 Teknik Informatika
Aktivitas: IRT, Pemerhati Sosial
Karawang
areweyanti1@gmail.com
RAAMDHAN tahun ini berbeda dengan ramadhan sebelumnya. Biasanya ramadhan identik dengan buka bersama, saur on the road, terawih berjamaah dan tadarus pagi sampai malam selalu terdengar dari pengeras suara masjid. Tahun ini cukup #dirumahaja.
Namun hal itu tak akan mengurangi keistimewaan yang dimiliki bulan ramadhan. Dan tidak akan menyurutkan kaum muslimin untuk menyambut kedatangannya.
Mengenai keistimewaan bulan ramadhan, Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 185 :
شَهْرُ رَمَضَا نَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰ نُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَا لْفُرْقَا نِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ ۗ وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْن
َ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
Dalam ayat tersebut, disebutkan 2 keistimewaan ramadhan. Pertama, yaitu bulan diturunkan Al Qur’an, dimana Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah untuk digunakan sebagai petunjuk oleh manusia dalam kehidupan ini. Untuk mengetahui jalan yang benar dan berjalan dari gelap menuju terang. Dengannya kita juga bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Penentuan benar salah dibimbing dengan Al Qur’an.
Di dalam Al Qur’an juga terdapat cara memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sehingga turunnya Al Qur’an itu pada hakekatnya adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap manusia. Tanpa Al Qur’an manusia akan tersesat, tidak tau arah menuju kampung akherat. Syurga.
Keistimewaan kedua yaitu, Allah mewajibkan manusia berpuasa yang termasuk rukun Islam dan merupakan bagian dari ajaran Islam. Maka jika ada kaum muslimin yang mengingkarinya, dia kafir. Tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan ramadhan. Karena seandainya ada halangan syari pun, harus tetap diganti setelahnya di lain hari ataupun dengan membayar fidyah sesuai dengan tuntunan syariat.
Selain itu, keistimewaan ramadhan juga dapat kita lihat dari hadis-hadis Rasulullah SAW. Diantaranya, dari Abu Hurairah Ra , Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Ramadhan datang maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.”
Pintu-pintu syurga dibuka dengan cara, Allah SWT melipatgandakan pahala amal shaleh saat ramadhan. Demikian juga dengan ditutupnya pintu neraka, yaitu dengan ditutupnya berbagai tempat kemaksiatan. Dengan keadaan seperti itu maka setan akan susah mengganggu manusia, jadilah syaitan-syaitan itu terbelenggu.
Maka, keistimewaan ramadhan tidak akan berkurang dengan datangnya pandemi. Tidak semua orang diberikan nikmat untuk bertemu dengan ramadhan. Kita bisa mengisi ramadhan dengan meminta pertolongan kepada Allah agar bisa menjalankan segala amal sholih dan juga memohon agar wabah ini segera berakhir.
Sebenarnya, dengan adanya wabah akan menambah berkah kebaikan saat kita menghadapi dengan kesabaran. Rasulullah SAW bersabda “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Terkait dengan sabar, para ulama banyak menghubungkan ramadhan dengan bulan sabar. Rasulullah SAW bersabda Rasululah SAW bersabda: “Puasa adalah Separuh Kesabaran” (HR. Tirmidzi). Rasulullah juga menyebutkan dalam hadist HR muslim menyebutkan bulan ramadhan dengan bulan sabar.
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan eratnya hubungan puasa dengan sifat sabar sebagai berikut: “Sabar itu ada tiga macam; sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala; dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir yang tidak sesuai dengan keinginan manusia”. Ketiga macam sabar ini, seluruhnya terkumpul dalam satu ibadah shaum (puasa) karena dengan shaum, kita harus bersabar dalam menajalankan ketaatan dan bersabar dalam mengekang semua keinginan syahwat yang diharamkan bagi orang yang berpuasa, serta bersabar dalam menghadapi beratnya rasa lapar, haus dan lemahnya badan yang dialami oleh orang yang sedang berpuasa.
Jadi, Shaum Ramadhan memang sarat dengan nilai-nilai kesabaran yang sangat kita perlukan saat ini di tengah-tengah mewabahnya COVID-19, Corona yang melanda seluruh dunia.
Wabah corona membawa kita untuk bisa meningkatkan kesabaran kita. Dengan kesabaran, kesedihan dan dampak musibah bisa diatasi. Karena sabar pada hakekatnya adalah tidak hanya berkeluh kesah.
Karena itu jadikan shaum Ramadhan ini untuk memantapkan, selalu optimis bahwa wabah ini segera berakhir. Sama dengan optimisnya kita bahwa waktu berbuka itu pasti akan tiba. Dan itu tidak akan lama.
Yang dibutuhkan oleh kita bukan berkeluh kesah meskipun sangat berdampak pada kehidupan kita. Misal dari segi ekonomi. Tapi harus dengan kesabaran, tidak berputus asa dengan rahmat Allah dan selalu yakin bahwa rejeki pasti akan tetap sampai di kita. Semoga Allah segera menurunkan pertolonganNya dengan mengangkat pandemi ini. Aamiin. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word