MAGELANG–Demi membantu warga yang terdampak pandemi virus Corona, santri Lomo di Magelang melakukan sedekah sayur dengan membagikannya kepada warga masyarakat yang membutuhkan.
Santri Lomo merupakan sebuah komunitas yang terdiri 25 orang atau dalam Bahasa Jawa yakni loro lan limo, dan lomo berarti dermawan. Mereka ini bukan merupakan santri-santri dari pondok pesantren, melainkan dari warga Dusun Tanggulangin, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Dusun yang mereka tinggali berada di ketinggian 1.250 mdpl, lokasinya persis berada di lereng Gunung Telomoyo. Sebanyak 225 kepala keluarga (KK) di dusun tersebut mayoritas bekerja sebagai petani sayuran karena itu Santri Lomo memilih mendonasikan sayur mayur bagi warga yang terdampak saat pandemi ini.
BACA JUGA:Â Apa Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah?
“Karena kami kebetulan tinggal di pegunungan, di mana kami mayoritas itu profesinya petani. Jadi lebih mudah mengumpulkan sayur daripada yang lain. Awalnya kami yang bergerak dari intern, kita kumpulkan sayur-sayur,” kata Koordinator Santri Lomo, Giyanto, Sabtu (9/5/2020).
“Kemudian, kami berpikir ‘gimana kalau dijadikan wadah’ menerima dari warga masyarakat sekitar supaya sayur mayur yang kita terima lebih banyak. Sehingga kita bergeraknya lebih banyak, bisa ke banyak orang yang lebih membutuhkan,” sambungnya.
Semenjak pandemi Corona ini, Santri Lomo telah lima kali melakukan ‘Shadaqoh Sayur’. Setiap membagikan sayur-mayur Santri Lomo ini menggunakan kaos bertuliskan ‘Sopo Lomo Bakale Mulyo’.
Pengumpulan donasi sayuran dilakukan pada hari Kamis yang kemudian dibagikan keesokan harinya setelah Shalat Jumat.
“Untuk penyalurannya kebetulan sudah lima kali, cuman penyaluran pilih hari Jumat. Tiap hari Jumat, setelah Shalat Jumat start gitu. Untuk pengumpulannya biasa dikumpulkan hari Kamis. Untuk packing-nya Jumat pagi supaya sayur masih segar. Setelah Salat Jumat, kami start menuju lokasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Ada lima lokasi yang dituju untuk penyaluran donasi sayuran ini, antara lain di Salatiga, Grogol, Ambarawa dan Muntilan. Kemudian di wilayah Candimulyo, Kabupaten Magelang, Blondo, Mungkid dan Kota Magelang.
Giyanto menyebutkan, Santri Lomo diketuai Ustaz Sarbini. Setiap Kamis, warga secara bergantian datang mendonasikan hasil panenannya dan dibawa dengan karung. Namun, pihaknya juga tak menolak jika ada donasi dalam bentuk sembako dan lainnya.
Jenis sayuran yang disumbangkan yakni kobis, sawi, tomat, cabai, buncis, loncang dan seledri. Jenis sayuran tersebut diantarkan para petani, kemudian, di-packing dalam bungkus plastik dibuat paket antara 400 sampai 600-an paket.
“Ini sayurnya bener-bener hasil dari tanaman petani. Ada tomat, seledri, cabai, mentimun, sawi putih, buncis, loncang. Untuk paketannya yang kemarin (Jumat), itu kurang lebih 500 paket sayuran. Terus sebelumnya, keempat atau ketiganya 600. Pokoknya sekitar 400 sampai 600-an,” ujarnya seraya menyebut tiap bungkus sayuran tersebut pasti ada sawi putih dan kobis.
BAC AJUGA:Â Banyak Pengemis di Trotoar, Dinsos Jakpus Imbau Jangan Beri Sedekah di Jalanan
Giyanto menambahkan, Santri Lomo sendiri terbentuk pada, Ahad (5/2/2012) lalu. Sebanyak 25 orang anggotanya ini membentuk organisasi yang bergerak dalam bidang persewaan, mulai dari menyewakan lima kompor gas, timbangan sayur, bala pecah (gelas, piring, dan lain-lain). Kemudian tiap bulannya berkumpul dengan membayar iuran per anggota Rp 5 ribu.
“Lama kelamaan uang ngumpul kami bergerak persewaan kok hanya memikirkan dunia saja, memikirkan keuntungan saja, ‘gimana kalau bergerak di bidang sosial’, akhirnya ada sedikit ada uang kami gunakan bakti sosial. Itu masih tahun 2013, 2014, kemudian sebelum pandemi kami sudah merencanakan ‘Shodaqoh sayur’,” tuturnya. []
SUMBER: DETIK