ISTANBUL, kota yang menyimpan catatan sejarah penting dalam peradaban Islam. Kota ini merupakan ibukota Turki.
Posisi Istanbul penting secara strategis. Feridun Emecen, dekan Fakultas Sastra 29 Universitas Mayis di Istanbul, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Istanbul berada pada titik strategis yang penting, karena kota tua itu menghubungkan Timur dan Barat.
Dalam hal keagamaan, profesor sejarah itu menambahkan bahwa Istanbul memiliki makna besar bagi para Muslim dan Kristen.
Dulu kota tersebut bernama Konstantinopel. Kota metropolitan yang terkenal di seluruh dunia ini, dikepung sebanyak 28 kali sepanjang sejarah sebelum hari penaklukannya pada 1453 oleh Sultan Ottoman Muhammad II (Mehmed II).
Pemimpin bernama Muhammad berusia 21 tahun itu dijuluki “Sang Penakluk” atas kemenangan yang diraihnya.
BACA JUGA: Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel
Terkait penaklukan Istanbul oleh muslim, diriwayatkan dalam hadis. Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ”Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?” Nabi menjawab,”Kota Heraklius (Konstantinopel). (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim).
Nabi SAW juga bersabda: “Istanbul pasti akan ditaklukkan; sang penakluk adalah komandan terbaik, pasukannya adalah prajurit yang terbaik.”
Menjelang waktu Ashar pada 29 Mei 1453, atau tujuh abad kemudian, ramalan Nabi terbukti. Dengan kekuatan tak kurang 100 ribu pasukan, pasukan kekalifahan Utsmani dibawah komando Mehmed II, dikenal dengan panggilan Muhamad Al-Fatih, berhasil menaklukkan jantung peradaban Kristen terbesar itu.
Peristiwa itu bermula pada malam 21-22 April 1453. Sebanyak 67 kapal berukuran sedang dan kecil dipindahkan ke Golden Horn oleh tentara dan hewan melalui daratan Kabatas ke Pelabuhan Tophane di Istanbul.
Fahameddin Basar, wakil rektor Universitas Fatih Sultan Mehmet di Istanbul, menilai bahwa yang menonjol dalam penaklukan ini adalah bagaimana tentara Ottoman memindahkan kapal ke atas bukit dan memasuki Golden Horn.
“Bizantium terkejut saat melihat armada Ottoman di Golden Horn pada 22 April pagi hari,” kata Basar, “Itu belum pernah terlihat sebelumnya dan itu adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh Bizantium.”
Basar menggambarkan Muhammad II sebagai “penguasa yang sangat bertekad, pejuang, dan berpendidikan tinggi yang mempelajari secara mendalam kegagalan pada pengepungan Istanbul sebelumnya.”
“Selama pengepungan 54 hari, pemimpin muda menggunakan taktik perang yang tidak digunakan dalam pengepungan sebelumnya,” kata dia.
Mirip Tembok Besar di China, kota Konstantinopel dinaungi benteng yang terbentang sejauh total 20 kilometer guna menghindari serangan musuh. Dinding pertama kota itu dibangun pada 657 SM.
Kaisar Romawi Septimius Severus (193-211) menghancurkan tembok-tembok ini selama invasi kota dan membangun tembok yang berakhir di dekat Hagia Sophia, termasuk Sarayburnu dan lapangan Masjid Sultan Ahmet. Selama masa pemerintahan Konstantinus (306-337), kota – dari pantai Marmara ke Golden Horn – dikelilingi oleh tembok kota untuk ketiga kalinya.
Tak mudah menundukkan Konstantinopel. Serangan dari Al Fatih sendiri sudah dimulai sejak sebulan sebelum penaklukan. Bahkan upaya penaklukan bahkan sudah dilakukan sejak tahun 44 Hijriah pada era Muawiyah bin Abu Sofyan.
Awalnya, pasukan artileri Al-Fatih gagal menusuk dari sayap barat lantaran dihadang dua lapis benteng kukuh setinggi 10 meter. Mencoba mendobrak dari selatan Laut Marmara, pasukan laut Al-Fatih terganjal militansi tentara laut Genoa pimpinan Giustiniani. Sadarlah Al-Fatih, titik lemah Konstantinopel adalah sisi timur yakni selat sempit Golden Horn.
Selat ini dibentang rantai besar, memusykilkan armada kecil sekali pun untuk melewatinya. Tapi Al-Fatih saat itu usianya 23 tahun tak kehabisan akal. Ia menggusur kapal-kapalnya dari laut ke darat, demi menghindari rantai besar. Sebanyak 70 kapal digotong ramai-ramai ke sisi selat dalam waktu singkat pada malam hari. Inilah awal dari kejatuhan Konstantinopel yang fenomenal.
Konstantinopel ditaklukkan setelah pengepungan yang berlangsung selama 54 hari. Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Bizantium berusia 1.058 tahun, Abad Pertengahan berakhir, dan Konstantinopel menjadi ibu kota baru Kekaisaran Ottoman.
BACA JUGA: Wafatnya Penakluk Konstantinopel
Hanefi Bostan, asisten profesor di departemen Sejarah Universitas Marmara di Istanbul, menjuluki penaklukan tersebut sebagai “salah satu pencapaian terbesar dan paling penting dalam sejarah Turki dan Islam”.
Jatuhnya Konstantinopel menjadi pintu gerbang bagi kekalifahan Utsmani untuk melebarkan sayap kekuasaanya ke Mediterania Timur hingga ke semenanjung Balkan. Peristiwa ini menjadi titik krusial bagi stabilitas politik Ustmani sebagai kekuatan adikuasa kala itu, jika bukan satu-satunya di dunia. Tanggal 29 Mei 1453 juga ditandai sebagai era berakhirnya Abad Pertengahan.
“Karena efeknya yang luar biasa dalam sejarah dunia, [penaklukan Istanbul] mengakhiri Abad Pertengahan, simbol kegelapan dan memulai awal cahaya, Zaman Baru,” kata Bostan.
Nama Konstantinopel kemudian diubah menjadi Istanbul yang berarti kota Islam. Istanbul, kerap dilafalkan Istambul, kemudian sebagai ibu kota kekalifahan Utsmani hingga kejatuhannya pada 1923. Kota pelabuhan laut ini menjadi pusat perdagangan utama Turki moderen saat ini. Secara geografis, wilayah Istanbul ‘terbelah’ dua dan masing-masing terletak di Asia dan Eropa. Berpenduduk hingga 16 juta jiwa, Istanbul adalah salah satu kota terpadat di Eropa.
Berikut kronologi penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih pada 1453:
1 23 Maret
Semua persiapan penaklukan Istanbul dilakukan di Edirne. Muhammad al-Fatih berangkat dari Edirne bersama pasukannya yang membawa meriam besar.
2 2 April
Venolian Bartolomeo Soligo menutup pintu masuk Golden Horn dengan rantai besar di pintu masuk pelabuhan di dalam air.
3 5 April
Sultan Muhammad dan Tentara Ottoman mendekati Konstantinopel. Pasukan itu terdiri dari 80.000 tentara.
4 6 April
Pengepungan dimulai dengan penembakan meriam besar.
5 12 April
Angkatan Laut Ottoman datang mendekati pelabuhan Konstantinopel. Angkatan Laut Ottoman terdiri dari 145 kapal termasuk 12 kapal dan 25 kapal pengangkut dan kapal kecil.
6 22 April
Kapal Ottoman dipindahkan ke Golden Horn melalui darat.
7 28 April
Kapten Giacomo Coco, yang ditugaskan untuk membakar kapal-kapal Ottoman di Golden Horn, gagal dan tewas dalam kapal yang tenggelam.
8 16 Mei
Kapal-kapal menyerang untuk mengangkat rantai di pintu masuk Golden Horn, tetapi serangan itu gagal.
9 13 Mei
Sementara serangan di tembok Istanbul berlanjut, di sisi lain, sebuah terowongan digali di bawah benteng untuk memasuki kota.
10 16 Mei
Ketika suara-suara penggalian terdengar di kota, orang-orang Bizantium melihatnya dan memblokir terowongan.
11 23 Mei
Sultan Muhammad mengirim utusan lain ke kaisar untuk terakhir kalinya, tetapi tawarannya ditolak.
12 25 Mei
Terowongan ketujuh yang digali tentara Ottoman juga gagal. Sultan mengerti bahwa menggali terowongan akan menelan banyak korban jiwa.
13 29 Mei
Tentara Ottoman melancarkan serangan pada jam-jam pertama 29 Mei. Ottoman melakukan serangan terakhir dalam tiga gelombang. Selama dua jam pertama, Bashi-bazouk menyerang tembok, dan segera setelah itu pasukan Anatolia menggantikannya.
Akhirnya, para janisari – tulang punggung tentara – masuk. Pada pagi hari, tentara Ottoman berhasil masuk melalui pintu yang bernama Kerkoporta dan memasang bendera Ottoman di atas benteng di atas pintu.
Sultan Muhammad II memasuki kota sore hari pada hari pertama penaklukan. Dia langsung pergi ke Hagia Sophia dan berdoa di sana, dia mengatakan, “mulai sekarang tahta saya adalah Istanbul”. []
SUMBER: ANADOULU AGENCY