AMMAR bin Yasir terpilih sebagai gubernur di Kufah pada masa Pemerintahan Amirul Mukminin Umar bin Khattab, namun itu tak membuatnya lupa diri. Bahkan keshalehan dan kerendahan hatinya semakin bertambah. Keimanan yang ada dalam dirinya membuatnya sosok penguasa yang tidak angkuh dan tidak sombong.
Dengan jabatan dan kekuasaannya ia tetap menjadi jadi orang yang sabar, tak peduli kecaman orang. Bila pun menjawab ia berikan ucapan yang singkat namun mengandung kebenaran, dan tidak pula berniat membalas ucapannya.
BACA JUGA: Sifat Amanah Ummu Ammarah binti Sufyan
Suatu hari ada orang awam yang berkata padanya, “Hai yang telinganya terpotong” memang salah satu telinga Yasir terputus ketika dalam pertempuran Yamamah.
Lalu ia menjawab, “Yang kaucela itu telingaku yang terbaik.”
Allah Swt berfirman, “Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-Araf :199-201)
BACA JUGA: Ammar, Penghafal Qur’an yang Tak Pantang Menyerah, Karena…
Dalam hal ini Nabi pun bersabda, “Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang ia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya, karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia.”(HR Dailami)[]
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-Kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin,2013