IBNU Ishaq menceritakan: Abu Ishaq bin Yasar meriwayatkan kepadaku dari Jubair bin Muth’im, ia berkata, sebelum kekalahan musuh dan saat kedua belah pihak bertempur, aku melihat seperti gumpalan hitam turun dari langit di tempat antara kami dan musuh. Aku perhatikan, ternyata gumpalan hitam itu adalah semut yang berserakan dan memenuhi lembah. Aku yakin bahwa itu adalah para malaikat, karena yang terjadi setelah itu adalah kekalahan musuh.
Saat Allah ‘Azza wa Jalla mengalahkan orang-orang musyrikin pada Perang Hunain dan memberikan kemenangan kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam, seorang wanita dari kaum Muslimin melantunkan syair:
BACA JUGA: Bani Qainuqa Khianati Perjanjian usai Perang Badar
Kuda Allah telah mengalahkan kuda Al-Lata
Dan Allah lebih Perkasa
Ibnu Hisyam menuturkan bahwa salah seorang pakar syair membacakan kepadaku syair berikut:
Sungguh kuda Allah telah mengalahkan kuda Al-Lata
Dan kuda-Nya itu lebih perkasa
Ketika orang-orang kabilah Hawazin menyerah, terdapat banyak korban di pihak Tsaqif Bani Malik; tujuh puluh orang dari mereka terbunuh, termasuk di dalamnya Utsman bin Abdullah bin Rabi’ah bin Al-Harits bin Habib. Pada awalnya panji perang mereka dipegang oleh Dzu AlKhimar. Setelah Dzu Al-Khimar tewas, panji perang itu diambil-alih oleh Utsman bin Abdullah yang kemudian bertempur dengan panji itu hingga tewas.
Korban yang lainnya yang tewas terbunuh selain Utsman bin Abdullah ialah budak Kristennya.
Tatkala salah seorang dari kaum Anshar mengambil salab (harta rampasan) dari para korban Tsaqif, ia mendapati budak tersebut tidak dikhitan. Kemudian ia berteriak, “Wahai orang-orang Arab, Allah mengetahui bahwa orang-orang Tsaqif tidak dikhitan.” Mendengar itu, Al-Mughirah bin Syu’bah memegang tangan orang Anshar tersebut, karena khawatir ia bercerita tentang kami kepada orang-orang Arab.
Al-Mughirah bin Syu’bah berkata padanya, “Janganlah engkau berkata seperti itu. Sesungguhnya orang tersebut adalah budak kami yang beragama Kristen.”
Lalu Al-Mughirah bin Syu’bah memperlihatkan korban lain kepada orang Anshar tersebut dan ia berkata, “Tidak engkau melihat mereka dikhitan?”
BACA JUGA: Sikap Panglima Perang Abu Ubaid bin as-Saqafi
Ketika orang-orang kabilah Hawazin kalah, ia sandarkan panji perangnya pada sebuah pohon, lalu ia bersama anak-anak paman dan kaumnya dari Al-Ahlaf melarikan diri. Dengan demikian, yang terbunuh dari orang-orang Al-Ahlaf hanyalah dua orang; seorang dari Bani Ghiyarah bernama Wahb dan yang lain berasal dari Bani Kabbah bernama Al-Julah.
Ketika Rasulullah mendengar kabar tewasnya Al-Julah, beliau bersabda, “Hari ini, pemuda terbaik Tsaqif telah terbunuh, kecuali apa yang terjadi pada Ibnu Hunaidah.” –Yang dimaksud dengan Ibnu Hunaidah ialah Al-Harits bin Uwais–. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media