PADA hari pembebasan Makkah, Rasulullah berdiri di atas bukit Shafa untuk berdoa kepada Allah dan dikelilingi kaum Anshar. Orang-orang Anshar berkata satu sama lainnya, “Apakah kalian memiliki pemikiran Jika Allah memberi kemenangan kepada Rasul-Nya dan berhasil menaklukan negerinya, ia akan menetap di sana?”
Setelah selesai berdoa, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada mereka, “Apa yang tadi kalian katakan?”
BACA JUGA: Apa Saja Ketentuan bagi Orang-Orang yang Berhalangan Puasa?
Kaum Anshar menjawab, “Kami tidak mengatakan apa-apa, wahai Rasulullah.”
Rasulullah tetap bersama orang-orang Anshar hingga mereka menjelaskan kepada beliau apa yang telah mereka perbincangkan, kemudian beliau bersabda, “Aku berilndung kepada Allah. Kehidupanku adalah bersama kalian dan kematianku adalah bersama kalian.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah pada hari pembebasan Kota itu dengan menaiki unta lalu mengelilinginya. Banyak terdapat berhala-berhala yang diikat dengan timah di sekitar Ka’bah, kemudian beliau memberi isyarat pada patung-patung tersebut dengan potongan kayu yang beliau pegang seraya membaca ayat:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS. al-Isra’: 81).
Setiap Rasulullah berisyarat ke wajah sebuah berhala, maka ia pasti terjungkal ke belakang dan setiap kali beliau memberi isyarat ke tengkuk suatu berhala maka berhala tersebut jatuh tersungkur. Demikianlah hingga semua berhala jatuh.
BACA JUGA: Wahai Rasulullah, Apa yang Dikatakan Berhala Tersebut?
Tentang peristiwa ini, Tamim bin Asad Al-Khuza’i bertutur:
Pada berhala-berhala itu ada pelajaran dan ilmu
Untuk orang yang mengharap pahala atau adzab. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media