SABDA Nabi, “Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal, lalu harta tersebut menyebabkan ia masuk neraka.” (HR Bukhari)
Saat Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai Khalifah, Aqil bin Abi Thalib datang kepadanya dengan maksud meminta pertolongan meminjam uang untuk melunasi hutangnya sebesar seratus ribu dirham.
“Mohon maaf saudaraku, aku tak mempunyai uang sebanyak itu untuk melunasi utangmu. Namun tunggulah hingga waktu pembayaran gaji. Kau bisa mengambil sebagian dari itu, jika keluargaku tidak membutuhkan, kau bisa ambil seluruhnya,” ucap Ali.
BACA JUGA: Ketika Ali Bin Abi Thalib Bekerja pada Orang Yahudi
“Simpanan publik dan kas negara berada dalam genggamanmu, tetapi kau memilih untuk menunggu hingga waktu pembayaran gaji. Kau kan bisa menarik uang sebesar apapun dari kas negara!” ucapnya dengan sedikit geram.
Lalu Ali menjawab, “Memang benar. Oleh karena itu, aku harus membantumu dengan uang pribadiku semampunya. Bukan dari uang masyarakat.”
Namun Aqil tetap mendesaknya. Ali pun usul, karena saudaranya itu tetap ingin melunasi utangnya dengan cepat dan bahkan hasilnya akan memiliki banyak kelebihan yang bisa dipergunakan untuk keperluan yang lainnya.
“Dibawah sana terdapat kotak penyimpanan uang milik saudagar pasar. Begitu pasar bubar dan tak ada seorang pun disana, segeralah ambil berapapun yang kau mau,” Ali menjelaskan usulnya.
“Aneh! kau menyuruhku mengambil uang hasil jerih payah orang-orang miskin itu. Sedangkan kau tahu mereka pulang dan di rumahnya mereka bertawakal kepada Allah,” ujar Aqil.
“Lalu mengapa kau menyuruhku untuk mengambil kas milik negara? Memang milik siapa uang itu? Aku punya usul lain.”
“Apa itu?” tanya Aqil.
“Jika kau setuju, ambillah pedangmu. Aku juga mengambil pedangku. Di kawasan elit Kufah, ada kota bernama Hirah. Di sana tempatnya para saudagar dan orang kaya tinggal. Kita pergi ke sana dalam kegelapan malam dan menyerang mereka secara mendadak, lalu mengambil hasil yang melimpah,” ucap Ali.
“Saudaraku, aku datang ke sini bukan untuk merampok ataupun mencuri seperti yang kauusulkan,” ujar Aqil.
“Kau beranggapan mengambil milik orang dengan kekuatan pedang adalah suatu pencurian. Lalu bagaimana dengan pengambilan hak atas orang-orang yang tidak berdosa?”
BACA JUGA: Inilah Firasat Ali Bin Abi Thalib Sebelum Ditebas Ibnu Muljam
Nabi bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah (Baitulmal) dengan tidak benar, maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat.”
“. . . Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Qs Al-Maidah [5] : 2) []
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin,2013