PALESTINA–Sekretaris Jenderal Asosiasi Kristen-Islam untuk Al-Quds dan Tempat Suci, Hanna Issa mengatakan, Israel telah berencana untuk mengubah Al-Quds menjadi pusat kota Yahudi di tahun-tahun mendatang.
Dalam sebuah pernyataan pers pada Ahad (21/6/2020) Isa mengatakan, otoritas Zionis melanjutkan aksinya untuk menghakimi Masjid Al-Aqsha dengan mengubahnya menjadi museum melalui penggalian di bawahnya. Yahudi juga melakukan penawaran lewat tender untuk membangun lebih banyak unit pemukiman di berbagai lingkungan kota Al-Quds jajahan.
BACA JUGA: Untuk Yahudisasi Al Quds, Netanyahu Siapkan Anggaran Segini
Issa menganggap tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap kekayaan bersejarah, agama dan budaya di Al-Quds. Ini adalah serangan terhadap warisan budaya dan peradaban kota, di samping pelanggaran secara terang-terangan terhadap aturan hukum internasional dan resolusi legitimasi internasional.
“Aturan hukum internasional yang terkonsentrasi pada penjajahan militer di Al-Quds tidak memberi wewenang kepada otoritas Israel untuk mengelola wilayah jajahan di bawah kendali mereka. Hal itu menyiratkan ketidakabsahan tindakan legislatif maupun administratif pemerintah Zionis yang ingin mengubah status quo wilayah jajahan,” ujar Issa.
“kedaulatan de facto yang diberlakukan oleh otoritas Zionis di Al-Quds oleh kekuatan militer tidak memberinya legitimasi apapun mengingat penolakan masyarakat internasional terhadapnya,” tambahnya.
BACA JUGA: Peneliti Al Quds Khawatir Bahaya Besar Kejahatan Israel untuk Kuasai Al-Aqsha
“Organisasi internasional melarang penggunaan kekuatan untuk tujuan ekspansi atau sebagai alat untuk mencapai kedaulatan nasional oleh otoritas Zionis atau sebagai cara untuk memperoleh wilayah itu,” lanjut Issa.
Issa juga yakin kebijakan aneksasi yang dilakukan oleh otoritas penjajah terhadap kota Al-Quds tidak sah, sebagai akibat dari tindakan ilegal menentang hukum internasional, menggunakan kekerasan. []
SUMBER: PALINFO