AMERIKA SERIKAT–Sebuah surat kabar di Amerika Serikat (AS) telah membuat umat Islam setempat marah lantaran menyebarkan fitnah. Untuk itu, Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), kelompok yang mengadvokasi suara-suara komunitas Muslim Amerika Serikat (AS), mengecam iklan di surat kabar The Tenneesean yang menyebut bahwa “Islam akan membom nuklir Nashville, Tennessee.”
Juru bicara CAIR Ibrahim Hooper mengatakan bahwa iklan satu halaman tersebut merupakan promosi Islamofobia. Kendati demikian, CAIR menghargai tindakan koran yang menarik iklan tersebut dan meminta maaf lalu segera meluncurkan penyelidikan internal.
BACA JUGA: Muslim Afrika di AS; Simbol Perlawanan Terhadap Diskriminasi dan Islamofobia
“Kami akan mendesak The Tennessean untuk juga menerapkan kebijakan yang diperbarui dan pelatihan staf untuk memastikan bahwa jenis insiden kebencian ini tidak terjadi di masa depan. CAIR bersedia menawarkan pelatihan itu,” bunyi pernyataan Hooper, seperti dikutip The Guardian, Senin (22/6/2020).
Sebelumnya, harian The Tennessean di AS, meminta maaf setelah memuat iklan yang menyebutkan “Islam akan meledakkan perangkat nuklir di Nashville, Tennessee.” Pemilik koran mengaku tidak memeriksa sehingga iklan itu bisa lolos cetak.
Iklan itu diterbitkan pada akhir pekan lalu. Pemasang iklan adalah sebuah kelompok sayap kanan bernama The Ministry of Future for America. Kelompok ini memiliki ikatan dengan Presiden AS Donald Trump.
“Islam akan meledakkan perangkat nuklir di Nashville, Tennessee, pada 18 Juli,” bunyi penggalan iklan satu halaman tersebut. Menurut iklan itu, klaim serangan bom nuklir mengacu pada nubuat Alkitab.
Iklan yang mendiskreditkan Islam itu juga memajang foto Presiden Donald Trump dan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus.
Kevin Gentzel, kepala petugas pendapatan di Gannett, yang memiliki surat kabar The Tennessean, mengatakan penerbit sedang meluncurkan penyelidikan internal untuk menentukan bagaimana iklan itu bisa dicetak.
BACA JUGA: Sekjen PBB: Kita Perlu Memerangi Islamofobia
“Kami sangat mengutuk pesan (iklan) dan meminta maaf kepada pembaca kami,” kata Gantzel via Twitter.
Editor The Tennessean, Michael Anastasi, ikut mengutuk iklan tersebut. “Iklan ini mengerikan dan sama sekali tidak dapat dipertahankan dalam segala situasi. Ini salah, titik, dan seharusnya tidak pernah dipublikasikan,” katanya.
“Ini telah melukai anggota komunitas kami dan karyawan kami sendiri dan ini membuat saya sedih. Ini tidak konsisten dengan semua yang The Tennessean pertahankan sebagai institusi,” kata Anastasi. []
SUMBER: SINDO