Oleh: Hana Annisa Afriliani,S.S
Penulis Buku “Menikah Rasa Jannah”
hauro.aljannah@gmail.com
SALAH satu pilar kebahagiaan dalam rumah tangga adalah istri yang bahagia. Bagaimana tidak, istri merupakan jantung dalam rumah tangga. Keceriaannya akan memberikan kehidupan di dalam rumah tangga. Sebaliknya, sedihnya akan mematikan rumah tangga.
Tak hanya itu, istri yang bahagia juga akan mampu memberikan pengasuhan dan pendidikan terbaik terhadap buah hati. Oleh karena itu, istri memiliki peran sentral dalam menciptakan warna dalam rumah tangga.
Dengan demikian, menjadi kewajiban suami untuk membahagikan istri demi terciptanya rumah tangga yang sakinah mawadah wa rahmah. Adapun salah satu kewajiban suami untuk membahagikan istri adalah dengan memenuhi nafkah batin.
Tak melulu soal hubungan seksual, namun bisa juga berbentuk perhatian suami terhadap istrinya. Misalnya sigap membantu istri yang terlihat kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Karena sejatinya relasi yang terbangun diantara keduanya adalah relasi persahabatan. Konsep tolong-menolong harus menjadi bagian dari sebuah rumah tangga. Tidak saklek mengganggap bahwa seluruh pekerjaan rumah tangga adalah tugas istri, sehingga suami merasa tak perlu ikut berkontribusi dalam urusan pekerjaan rumah tangga.
Padahal bagi seorang istri, pertolongan suami tersebut merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang. Sehingga istri merasa dipedulikan dan disayangi, dengan itulah istri akan merasa bahagia.Bukankah Rasulullah Saw pun tak pernah segan mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Sungguh beliaulah teladan terbaik baik kita, sehingga apa yang beliau lakukan selayaknya menjadi contoh bagi umatnya.
Selain itu, wujud pemberian nafkah batin suami terhadap istrinya adalah pujian dan kontak fisik. Seringkali, sebuah rumah tangga yang sudah melewati sekian tahun bersama, menimbulkan hubungan yang tak lagi sehangat ketika pengantin baru. Terutama suami yang memang rata-rata berkarakter cuek dan tak terlalu peduli dengan hal-hal berbau romantis.
Padahal semua itu sangat diperlukan demi memupuk cinta dalam rumah tangga. Istri akan sangat bahagia dan merasa dicintai apabila suami ringan memberinya pujian, bahkan untuk sesuatu yang mungkin sangat sepele. Soal masakannya yang lezat atau penampilannya yang cantik.
Bukan sebaliknya, selalu mengkritik istri dalam segala hal, seolah-olah apa yang dilakukannya tak pernah benar. Sungguh, hal tersebut hanyalah akan membuatnya terpuruk dan merasa tak berharga.
Kontak fisik juga sangat penting dilakukan, misalnya belaian lembut atau kecupan di kening istri. Hal tersebut jika dilakukan dalam rutinitas harian, bukan hanya saat di ranjang saja, maka hal tersebut akan menjadikan keharmonisan rumah tangga senantiasa terjalin meski sudah menikah puluhan tahun.
Selain itu, sudah menjadi tabiat wanita yang senang bercerita. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa seorang wanita harus mengeluarkan sekitar 20.000 kata setiap harinya. Berbeda dengan lelaki yang hanya perlu mengeluarkan 7000 kata. Hal tersebut disebabkan karena tingginya kadar protein FOXP2 di dalam otak wanita.
Oleh karena itu, jika wanita tidak sampai mengeluarkan 20.000 kata per harinya maka hal tersebut akan berefek pada keseimbangan jiwanya. Mudah galau bahkan emosional.
Oleh karena itu, suami sebagai sahabat bagi istrinya sudah selayaknya menjadi pendengar setia istri. Tak perlu menghakiminya. Karena seringkali istri menumpahkan keluh hanya perlu untuk didengarkan, bukan untuk diberi solusi. Memberikan waktu untuk mendengarkan istri bercerita merupakan sebuah kebagiaan bagi istri. Karena ia akan merasa dirinya dipedulikan.
Demikianlah cara-cara membahagiakan istri yang harus dipahami dan dilakukan oleh para suami. Tidak sulit bukan? Yang sulit adalah menundukkan ego untuk mengubah kebiasaan yang mungkin sudah terlanjur lama melekat. []
Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri. Â